REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mimpunana Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Widyagama Malang (UWG) membangkitkan ekonomi kreatif berbasis digital dengan menggelar webinar nasional bertema “Membangun Digital Startup Era Revolusi 5.0”, Sabtu (4/12).
Sebagai bagian dari kampus inovasi, Himpunan Jurusan Akuntansi UWG dan Prodi Akuntansi terus bersinergi untuk menghadirkan inovasi terbaru. Webinar ini diharapkan bisa memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi kreatif yang ada di Indonesia.
Wakil Menteri Pertanian RI, Harvic Hasnul Qolbi, yang menjadi pembicara dalam webinar tersebut berpesan kepada para mahasiswa untuk berani melakukan inovasi digitalisasi di berbagai bidang.
"Kegiatan ini merupakan inspirasi bagi pemuda pemudi bangsa untuk berani melakukan inovasi dan perubahan di bidang digitalisasi dan ekonomi pertanian,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (4/12).
Hal senada juga disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo. Dia berpesan kepada para mahasiswa UWG agar mempersiapkan diri untuk menghadapi era Revolusi 5.0.
"Menghadapi perubahaan zaman dengan kemajuan teknologi kita harus siap untuk terus beradaptasi dengan keadaan, memasuki Era Revolusi 5.0 berdasarkan isu yang berkembang bahwa adanya gap antara teknologi dan kualitas SDM,” ucapnya.
Dia pun menegaskan bahwa harus ada keseimbangan antara teknologi dan sumber daya manusia. "Pada Era Revolusi 5.0 ini diperlukan kolaborasi yang baik antar teknologi dan SDM yang ada agar dapat terciptanya produktivitas yang lebih komprehensif," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Alumni Widyagama Malang (Ikawiga), Mohammad Supriyadi menjelaskan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam rangka membangun digital startup digital.
"Dalam rangka membangun digital startup, beberapa langkah harus dilakukan antara lain dan yang paling pokok adalah membentuk tim. Apakah seluruh tim harus jago IT atau programmer? Jawabannya ‘Tidak’. Bahkan, komposisi tim itu sangat penting, maka dari itu carilah partner yang mampu melengkapi kekurangan kita,” jelas Supriyadi.
Ketua Umum Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jatim ini menuturkan, minimal tim awal yang perlu dibentuk adalah IT bisnis sekaligus marketing finance serta design grafis. "Adapun strateginya antara lain brainstorming, marketing berbasis IT dan problem solving. Oleh karenanya, jangan hanya melanjutkan apa yang sudah ada,” kata Supriyadi.
“Munculkan sesuatu yang lebih baik, bukan untuk ego kita sendiri, melainkan untuk kesejahteraan orang lain. Ciptakan produk yang kreatif, unik, layak, dan berlanjut,” imbuhnya.