REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Belum lama ini Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI menggelar acara orientasi untuk para penerima beasiswa full angkatan 2021. Pada acara sesi pertama (5/12) sudah dijelaskan mengenai isi dari 9 portofolio serta tampilan dari simoneb sebagai suatu program khusus untuk para penerima beasiswa full di SEBI. Kondisi pandemi telah membuat beragam aktivitas menjadi amat terbatas namun tidak ada halangan untuk berprestasi, sebab tidak ada kata batasan untuk dapat terus berkarya dan berprestasi.
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI merupakan suatu lembaga yang lahir dari sebuah idealisme dan gagasan untuk menjadi suatu institusi yang bisa memberikan kontribusi bagi kemaslahatan bangsa dan negara. Kontribusi tersebut diwujudkan dalam bentuk edukasi, sosialisasi, konsultasi, implementasi dan penyiapan sumber daya Insani di bidang ekonomi dan lembaga keuangan.
Berbicara tentang kontribusi memang tidak akan ada habisnya. Dalam orientasi sesi kedua yang digelar pada Selasa (14/12), Ustadz Lutfi Zulkarnain SAg, MESy melalui tema “Sukses bermasyarakat dan berkontribusi kepada masyarakat” mengingatkan bahwa sejatinya setiap manusia diciptakan dengan dua tugas utama dan kuncinya ada di dalam Alquran. Yang pertama (QS Adz-Dzariyat: 56) tentang seruan beribadah kepada Allah SWT (hablumminallah), dan yang kedua (QS Al-Baqarah: 30) tentang seruan untuk menjadi seorang pemimpin (khalifah) di muka bumi (hablumminannas).
“Lantas bagaimana kalau kita lelah? Kalau kita pahami, dunia ini memang merupakan tempatnya untuk berjuang, tempatnya untuk lelah,” kata Ustadz Lutfi dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menyebutkan, Rasulullah SAW sendiri pernah berkata bahwa istirahatnya orang Muslim (pejuang) itu di surga kelak. “Mengeluh boleh, salah boleh, lelah juga boleh karena itu semua manusiawi. Bicara tentang lelah, kita semua harus paham betul bahwasanya lelah untuk setiap pribadi berbeda-beda yang mana tingkatannya tergantung pada seberapa besar manusia itu lillah (berjuang karena Allah),” ujarnya.
Lalu apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk bisa berprestasi serta berkontribusi di tengah-tengah masyarakat? Sejatinya, terdapat banyak sekali cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa. "Salah satunya yang paling mudah dan relevan adalah dengan menulis, sebab menulis dapat menjadi suatu wujud akan keberadaan kita, yang mana dengan membuat suatu karya tulis kita bisa mengajak khalayak ramai untuk meneladani jejak-jejak orang-orang yang berilmu lewat karya-karya yang kita publikasikan,” tuturnya.
Dr Ai Nur Bayinah melalui tema “Tips jitu membuat karya tulis dan publikasi di media” memaparkan dengan sangat rinci mengenai pandangan Dr Maurice Bucaille dalam risetnya yang berjudul ‘the Qu'ran and the Science’ h.268.
“Alquran melanjutkan dua wahyu yang mendahuluinya dan tidak hanya bebas dari kontradiksi-kontradiksi dalam narasi-narasinya, tetapi dengan sendirinya juga membuktikan suatu kualitas tinggi bagi mereka yang mempelajarinya secara objektif dan dalam cahaya ilmu yaitu kesesuaian yang lengkap dengan data-data sains modern, yang berkoneksi dengan ilmu-ilmu pengetahuan.”
Dr Ai menegaskan, bahwasanya seorang penulis di dalam membuat suatu karya tulis, harus senantiasa belajar dari kualitas Alquran, yakni: berkualitas tinggi, bebas dari narasi kontradiksi, sesuai dengan data sains modern, dan berkoneksi dengan ilmu pengetahuan
Selanjutnya, di penghujung acara Dr Sepky Mardiyan yang membawakan tema "Meraih Prestasi Akademik yang Membanggakan Orang Tua” menegaskan kepada mahasiswa selaku generasi penerus bangsa akan ucapan Sayyidhina Ali ibn Abi Thalib.
إنَّ الفَتَى مَن يَقُولُ ها اَنَاذَا لَيْسَ الفَتَى مَن يَقُولُ كَانَ أبِي
“Sesungguhnya seorang pemuda yang sejati adalah ia yang berani menyatakan inilah aku,dan bukanlah seorang pemuda sejati yang mengatakan beginilah bapakku.”
Setiap manusia memiliki kesempatan untuk dapat berprestasi, maka dari itu pihak SEBI membuat portofolio untuk para penerima beasiswa full. Dengan hadirnya kesembilan portofolio ini, diharapkan kelak akan dapat menjadi suatu pemicu untuk para mahasiswa agar dapat semakin berprestasi ke depannya.
“Kita sebagai seorang pemuda (generasi penerus bangsa) apalagi sebagai pemegang beasiswa full harus selalu ingat, bahwasanya orang-orang mengenal suatu lembaga bukan berdasar dari besar atau kecilnya lembaga tersebut, melainkan dari kualitas para pelajar dan pengajarnya yang berprestasi,”ujar Dr Sepky.
Ia menambahkan, “Kita sebagai mahasiswa, khususnya penerima beasiswa full harus senantiasa bersyukur, sebab Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberikan karunia-Nya kepada kita untuk menjadi salah satu dari hamba-hamba Nya yang terpilih. Oleh sebab itu kita harus dapat berpikir serta bersikap sebagaimana layaknya orang-orang terpilih.”
Lalu bagaimana caranya agar mahasiswa bisa berpikir serta bersikap sebagaimana orang-orang terpilih? Menurut Dr Sepky, mahasiswa tidak boleh hanya sekedar belajar di kelas. Mahasiswa harus memiliki portofolio, aktif berorganisasi, dan punya prestasi (akademik maupun non-akademik). Ilmu yang didapat dari kampus bukan hanya untuk nilai dan prestasi akademis semata, melainkan juga harus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Juga disebarkan kepada khalayak ramai. “Pastikan teknologi (sarana) yang dimiliki, agar bisa produktif, dan miliki mentor (coach),” paparnya.