REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Memasuki tahun 2022, sektor properti mulai menata harapan untuk bangkit menghadapi situasi yang penuh tantangan selama pandemi hingga saat ini. Sejumlah pelaku industri properti memprediksi properti Indonesia pada tahun 2022 memberikan sinyal yang baik dan masih menjadi investasi unggulan.
Itu terbukti dengan giatnya sejumlah pengembang menawarkan beragam model hunian tapak bagi konsumen mereka. Hunian masa kini yang ditawarkan bukan sekedar berada di lokasi strategis dengan fasilitas memadai, melainkan juga disain masa kini yang mengutamakan aspek ramah lingkungan dan memperhatikan aspek kesehatan.
Henry Napitupulu, Direktur Planning & Design Paramount Land dalam keterangan tertulisnya Selasa (8/2) menilai desain baru yang modern dengan unsur tropis dan minimalis menjadi salah satu model yang banyak dipasarkan. Terdapat sirkulasi yang luas melalui bukaan jendela yg besar dan material yang simpel sehingga kelihatan lebih hommy, sehat, dan nyaman sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Tampilan seperti itu dapat dijumpai pada Alma@Omaha Village, New Elista Village, New Amarillo, New Zuma@Malibu Village di kawasan Gading Serpong, Tangerang yang dipasarkan melalui program Fortunate Salebration."Semua hunian ini, memiliki layout yang dirancang dengan nyaman dan mengikuti tren saat ini, di mana semua bagian rumah mendapatkan pencahayaan yang maksimal untuk para penghuni," katanya.
Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR menilai perkembangan permintaan (demand) dan pasokan (supply) untuk sektor properti tetap meningkat."Terkait perkembangan demand dan supply untuk properti menurut saya tetap meningkat," ujar Direktur Jendral Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto dalam seminar daring akhir pekan lalu.
Menurut Iwan, berdasarkan pertumbuhan tahunan indeks demand properti komersial, pada tahun 2021 terdapat tren peningkatan kembali setelah sebelumnya menurun pada 2020. Kemudian dari sisi suplai juga demikian. Indeks Demand Properti Komersial pada triwulan III tahun 2021 mengalami pertumbuhan 0,13 persen, sedangkan Indeks Supply Properti Komersial pada triwulan III tahun 2021 juga tumbuh sebesar 0,21 persen."Jadi ini menunjukkan peningkatan tersebut menjadi indikator pemulihan di sektor properti. Kita harapkan situasi ini terus meningkat walaupun kita sekarang sedang memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19," kata Iwan.
Upaya yang dilakukan pemerintah serta dukungan dari semua pemangku kepentingan tampaknya mampu mempertahankan supply dan demand tetap meningkat pada masa pandemi Covid-19. Dia juga berharap gelombang ketiga pandemi ini meskipun menunjukkan jumlah kasus yang tinggi, tetapi dari sisi fatality rate tidak besar sehingga dampak terhadap perekonomian khususnya di sektor properti tidak terlalu terdampak.