Rabu 09 Mar 2022 18:45 WIB

Sulit Tingkatkan Karier Dorong Talenta Wanita untuk Mengundurkan Diri

Wanita juga kerap harus memilih antara pekerjaan atau keluarga.

Talenta wanita menjalani proses wawancara dalam melamar pekerjaan (ilustrasi). Menurut Indeks Tren Kerja 2021 oleh Microsoft, lebih dari 40 persen tenaga kerja global, di antaranya adalah tenaga profesional wanita, telah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja pada 2021.
Foto: Republika/Prayogi
Talenta wanita menjalani proses wawancara dalam melamar pekerjaan (ilustrasi). Menurut Indeks Tren Kerja 2021 oleh Microsoft, lebih dari 40 persen tenaga kerja global, di antaranya adalah tenaga profesional wanita, telah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja pada 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shirley Santoso selaku partner and president director Kearney menjelaskan bahwa sulitnya meningkatkan jenjang karier menjadi alasan para talenta wanita memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Ia menganggap, wanita masih terus menjadi pihak yang kurang terwakili di setiap tingkatan dalam perusahaan, terutama pada tingkatan manajerial dan peran kepemimpinan yang kritikal.

"Perusahaan perlu menyadari bahwa tempat kerja yang beragam dan inklusif dengan pemimpin wanita dapat membawa keuntungan tersendiri bagi perusahaan," ujar Shirley saat diskusi daring, Rabu (9/3/2022).

Baca Juga

Di sisi lain, Henny Purnamawati selaku senior partner dan head of financial service Indonesia, Egon Zehnder, juga mengatakan bahwa semakin tinggi jenjang kariernya, maka perempuan akan semakin dihadapkan dengan pilihan. Misalnya, untuk meningkatkan jenjang kariernya, mereka harus pindah ke luar kota atau negeri.

"Selama 24 tahun ini, saya secara pribadi berbicara dengan demikian banyaknya women talent, dan hal yang sama yang kami lalui adalah semakin tinggi jenjang karier kami, semakin kami dihadapkan dengan pilihan," kata Henny.

"Pilihan ini dari 1998 sampai terakhir-terakhir ini, itu antara pekerjaan semakin tinggi atau keluarga. Jadi atau ya, tidak ada kata 'dan' di situ. Itu dialami oleh banyak sekali women talent di seluruh dunia. Ini adalah faktor penting yang menyebabkan jumlah wanita di top management position itu masih sangat jarang," lanjutnya.

Menurut Indeks Tren Kerja 2021 oleh Microsoft, lebih dari 40 persen tenaga kerja global, di antaranya adalah tenaga profesional wanita, telah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja pada 2021. Lebih dari itu, banyak perusahaan terus menghadapi kurangnya tenaga kerja terampil pada masa perombakan kerja terbesar dalam sejarah modern ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement