REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinamika industri otomotif di Amerika Serikat (AS) selama pandemi sempat membuat harga mobil bekas mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya ketida seimbangan antar permintaan dan penawaran.
Dikutip dari Drive pada Jumat (13/5/2022), ketidak seimbangan itu pun membuat harga mobil terus mengalami peningkatan selama 22 bulan. Tapi, kini harga mobil bekas mulai mengalami penurunan secara bertahap.
Penurunan harga itu sendiri terjadi sejak Februari. Secara rata-rata, per April 2022 harga mobil bekas di AS dan Kanada turun sekitar satu persen per bulan.
Hal ini tentu jadi angin segar bagi masyaraat karena beragam persoalan mulai dari konflik di Eropa, kelangkaan chip dan persoalan proses pengiriman membuat sempat membuat harga mobil naik signifikan.
Bureau of Labor Statistics AS mencatat, pada 2022, harga mobil baru rata-rata naik 12,2 persen dibandingkan dengan harga 2021. Sedangkan mobil bekas mengalami lonjakan hingga 40 persen.
Naiknya harga pada mobil baru sendiri disebabkan oleh ketidak seimbangan antara pasokan dan jumlah permintaan. Hal itu pun membuat sebagian konsumen beralih pada pasar mobil bekas dan membuat harga mobil bekas juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Konflik antara Rusia dan Ukraina sendiri memberikan dampak yang signifikan terhadap pasokan mobil karena terdapat beberapa pabrikan yang memiliki fasilitas perakitan di Ukraina. Beberapa brand yang memilki fasikitas perakitan di Ukraina adalah Volkswagen, BMW dan Porsche.
Sejumlah pabrikan itu pun sempat melakukan pengurangan produksi di Ukraina. Padahal, produk rakitan Ukraina itu merupakan produk yang diperuntukan bagi sejumlah pasar di negara lain seperti AS. Seluruh perpaduan inilah yang kemudian sempat membuat harga mobil bekas di AS naik signifikan.