Luciano mengatakan hasil penelitian mereka juga menunjukkan bahwa disleksia sangat erat kaitannya secara genetik dengan kinerja tes membaca dan mengeja. Temuan itu memperkuat pentingnya tes standar dalam mengidentifikasi disleksia.
Menurut penelitian tersebut, gen yang terkait dengan disleksia juga tampaknya memengaruhi individu yang didiagnosis dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif. Peserta berbahasa China juga dipengaruhi oleh varian genetik, yang menunjukkan bahwa proses membaca dan menulis tidak terisolasi pada satu bahasa.
Penelitian mengenai genetik dan disleksia ini digulirkan Max Planck Institute for Psycholinguistics, QIMR Berghofer Medical Research Institute di Australia, dan perusahaan AS 23andMe Inc. Mereka juga berkolaborasi dengan University of Edinburgh di Skotlandia.