REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penerapan e-voting dalam pemilihan umum dianggap mampu meningkatkan gairah industri teknologi informasi. Buntutnya, kemandirian bangsa Indonesia dalam bidang teknologi bisa muncul
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata, ketika menjadi pembicara kunci dalam dialog nasional tentang e-voting di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Rabu (19/05). ''Program ini bisa menjadi momentum kebangkitan teknologi informasi anak bangsa,'' ujarnya.
Menurut Suharna, untuk bisa menerapkan teknologi pemungutan suara elektronik dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak. Untuk menyediakan peralatan itu, peran industri teknologi informasi dan industri terkait lainnya di dalam negeri, sangat dibutuhkan. Dengan begitu, ini akan mendorong para pelaku industri untuk menawarkan inovasi dan teknologi terbaiknya.
Selain dari sisi industri berbasis teknologi, e-voting juga meningkatkan industri dibidang jasa. Karena untuk bisa menyampaikan cara e-voting ini dibutuhkan sosialisasi di masyarakat. Kemudian dari sisi pelaksanannya, dibutuhkan pula jasa pengolahan datanya. ''Dengan cara seperti ini kesenjangan teknologi informasi bisa diimbangi,'' jelasnya.