Sabtu 29 May 2010 01:53 WIB

Sejumlah Tokoh Hadiri Tahlil Tujuh Hari Ainun Habibie

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Keluarga besar mantan Presiden BJ. Habibie menggelar acara tahlil dalam rangka memperingati hari ketujuh wafatnya almarhumah Ainun Hasri di Jakarta, Kamis (27/5) malam.

Acara yang diselenggarakan di kediaman keluarga besar BJ Habibie, komplek pemukiman Patra, Kuningan, Jakarta Selatan, penuh sesak dihadiri ribuan masyarakat yang berasal dari berbagai lapisan.

Nampak hadir pula sejumlah tokoh-tokoh nasional antara lain Prof Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi, Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dirjen Bimas Kementerian Agama, Prof Nasaruddin Umar serta pengamat politik Prof Bachtiar Ali.

Menurut Andrie Subandono, jumlah pengunjung yang membludak merupakan bentuk antusias masyarakat untuk memberikan doa dan penghormatan selain memang mereka juga hendak menujukkan rasa cinta mereka terhadap alm. “Saya tidak mengira pengunjung akan sebanyak ini,” katanya.

Andrie menambahkan, keluarga akan menggelar pengajian dan pembacaan tahlil selama empat puluh hari ke depan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan Habibie kepada alm. Bahkan, tambah dia, selama empatpuluh hari pula Habibie akan mengunjungi makam sang isteri. “Cinta mereka sudah cinta mati,” ungkapnya.

Menurut Prof Quraish Shihab, Direktur Pusat Studi Al Quran, kondisi psikis yang kini dialami oleh Habibie merupakan hal yang wajar. Quraish yakin, keluarga almarhumah akan mampu mengatasi musibah ini dengan lapangdada dan keridhaan. “Habibe sosok yang berkeyakinan, beriman dan tabah,” katanya kepada Republika.

Saat menyampaikan ceramah, Muhammad Thahir, Wakil Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat periode 1995-2000 berpesan, agar keluarga yang ditinggalkan, selalu ikhlas melepas kepergian almarhumah dan bertawakkal lantas berdoa supaya Allah memberikan tempat terbaik untuk Almarhumah. “Di dunia dimakamkan di makam pahlawan di akherat mendapt taman surga,” paparnya.

Thahir yakin, almarhumah meninggal dunia dalam keadaan khusnul khatimah. Karena menurut dia, sosok keteladanan almarhumah mengilhami semua pihak dan menyentuh hati nurani rakyat. “Hanya ridha, sabar dan tawakkallah obat musibah ini,” ujar Thahir berpesan kepada keluarga Almarhumah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement