REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal mengatakan, 11 Warga Negara Indonesia yang berada di kapal kemanusian Mavi Marmara kini berada dalam tahanan sipil di bawah penjagaan militer Israel. Para WNI itu sudah menjalani interogasi. Sedangkan, Satu orang WNI lainnya luka, bukan meninggal.
Dino menyampaikan hal itu dalam konferensi pers mendadak di Kantor Presiden, Selasa (1/6). Mengenai keberadaan WNI di penjara Israel, kata Dino, hal itu didapat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yordania. Informasi tersebut, lanjut Dino, masih memerlukan verifikasi lebih lanjut.
Dalam kesempatan itu, Dino menegaskan bahwa tidak ada WNI yang meninggal dalam peristiwa penyerangan oleh tentara Israel itu. Dari 12 WNI yang ada di Mavi Marmara, ada satu orang yang mengalami luka-luka. Belum diketahui seberapa parah luka yang dialami satu orang WNI itu
Informasi tersebut, kata Dino, berasal dari Duta Besar RI untuk Yordania Zainul Bahar Noor pada Senin (31/5) waktu setempat setelah mendapat informasi secara langsung dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas. "Satu orang warga kita yang luka dirawat di London Hospital di Haifa, sedangkan sebelas lainnya selamat." kata Dino.
Namun, pemerintah belum bisa didapat keterangan rinci mengenai identitas 12 WNI itu. "Ini yang sedang terus dikejar," kata Dino. Dia menambahkan, KBRI Yordania sudah membentuk task force yang segera dikirim ke Ramallah untuk mencari kepastian lebih lanjut mengenai kondisi para WNI itu.