REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sudah mengeluarkan pernyataan keras menyikapi tindakan brutal tentara Israel yang menyerang relawan kemanusiaan di Kapal Mavi Marmara. Bahkan, pemerintah sudah mendesak PBB untuk bertindak tegas terhadap Israel.
Termasuk, desakan agar Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengeluarkan resolusi khusus terhadap perlakuan tidak manusiawi Israel tersebut. Presiden mengatakan, Indonesia sebagai Wakil Presiden Dewan Hak Asasi Manusia PBB telah mendorong agar diadakan urgent debate. ''Agar Dewan HAM PBB mengeluarkan resolusi tepat terkait insiden penyerangan itu. Namun, belum dipastikan kapan resolusi itu dikeluarkan,'' kata Presiden, di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/6).
Tak hanya itu, Presiden menyatakan, Indonesia juga terus menggalang dukungan internasional untuk menghentikan pembangunan pemukiman baru Israel di Tepi Barat karena akan menimbulkan permasalahan baru. ''Langkah diplomasi kita ke depan adalah kita akan terus mendesak PBB to take action yang pasti, yang firm, yang tegas,'' tandasnya.
Presiden mengatakan, Israel harus menghentikan serangan militer dan kembali ke perundingan untuk membahas kemerdekaan bagi Palestina. ''Ketika terjadi insiden di lepas pantai dekat Gaza itu, Indonesia mengeluarkan pernayataan politik keras,'' kata Presiden.
Dalam pernyataan politik itu, kata Presiden, Indonesia juga mendesak PBB untuk melakukan investigasi penuh terhadap penyerangan Israel. Desakan itu disampaikan ke Sekjen PBB, Dewan Keamanan PBB, dan Majelis Umum PBB. Dia menambahkan, setelah menyatakan pernyataan politiknya ke PBB, Indonesia juga aktif melakukan seruan di forum internasional, termasuk dalam pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dengan Gulf Cooperation Council. Pernyataan bersama dalam forum itu senada dengan sikap Indonesia.