REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Agus Suhartono, menjajaki pengadaan kapal selam dari Korea Selatan dan Cina, untuk menambah armada kapal selam. ''Dalam kunjungan tersebut, selain mempererat kerja sama militer kedua negara, khususnya angkatan laut, KSAL juga menjajaki kerja sama industri pertahanan laut dan pengadaan kapal selam,'' kata juru bicara TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara, di Jakarta, Rabu (7/7).
Ia mengatakan, saat ini TNI AL masih memproses tender ulang pengadaan dua kapal selam baru karena rencana pengadaan sebelumnya belum disetujui. Herry menegaskan, TNI AL belum memastikan dari negara mana dua kapal selam baru itu akan diadakan. ''Karenanya, kami masih terus melakukan penjajakan ke sejumlah negara termasuk Korea Selatan dan Cina,'' ujarnya.
Pengadaan dua unit kapal selam itu dibiayai fasilitas kredit ekspor (KE) senilai 700 juta dolar AS, yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009. ''Kami sudah tentukan spesifikasi teknisnya, serta kemampuan dan efek penggentar yang lebih dari yang dimiliki negara tetangga,'' jelas Herry.
Pada tender pertama, dari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran produknya, yaitu Jerman, Prancis, Korea Selatan, dan Rusia, TNI AL telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan, yaitu Korea Selatan dan Rusia. Rencananya, dari dua pilihan itu akan diuji kembali mana spesifikasi kapal selam yang sesuai dengan kebutuhan TNI AL.