REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menggandeng pihak Australia memberikan pelatihan kepada petugas pengamat iklim yang tersebar di sekitar 242 pos penangkar hujan di Nusa Tenggara Timur. "Pelatihan tersebut akan kita kemas dalam bentuk Sekolah Lapang Iklim (SLI) selama tiga tahap secara berkelanjutan mulai dari Juli 2010 sampai April 2011," kata Kepala BMKG Klas I Kupang Haryanto di Kupang, Sabtu (10/7).
Menurut Haryanto, untuk tahap pertama akan digelar di Kupang pada akhir Juli 2010 dengan para pengajar dari praktisi iklim BMKG Jakarta dan Australia, pakar pertanian dan perkebunan dari perguruan tinggi terpilih. "Tahap selanjutnya akan kita tentukan berdasarkan tingkat kesulitan akibat penyimpangan iklim yang berdampak pada gagal tanam dan gagal panen serta rawan pangan yang dihadapi oleh petani," ujarnya.
Ia mengatakan NTT menjadi prioritas pelatihan bagi pengamat iklim karena memiliki karakteristik sebagai daerah tropis dengan tenggat musim basah hanya empat bulan dan musim kering mencapai delapan bulan.
"Karakteristik daerah ini membutuhkan kompetensi pengamat yang profesional, sehingga dapat memberikan laporan ke stasiun klimatologi secara tepat dan benar," katanya.
Ketepatan dan kebenaran laporan yang diberikan para pengamat iklim di lapangan sangat penting agar analisis dilakukan para pengamat iklim di stasiun klimatologi dapat disampaikan kepada publik dalam bentuk prediksi yang mendekati tingkat kebenaran. Pencapai kebenaran prediksi ini, katanya, akan sangat membantu para petani untuk mengatur pola tanam sesuai dengan perkembangan iklim pada waktu tertentu.
"Dengan demikian, para petani kita tidak terlambat menangkap peluang iklim sehingga hasil tanaman akan berhasil untuk memenuhi kebutuhan hidup secara berkelanjutan," katanya menjelaskan. Haryanto berharap pemerintah daerah yang selama ini menjalin kerjasama dengan BMKG dalam hal pengamatan iklim, terutama yang memiliki petugas pos-pos penangkar hujan untuk memanfaatkan kesempatan pelatihan tersebut.
"Mereka yang telah menamatkan sekolah lapang iklim ini akan disertifikasi dan selanjutnya akan menjadi pelatih bagi calon pengamat lain di wilayahnya masing-masing," katanya. Tenaga-tenaga yang telah terlatih ini selanjutnya akan disebar pada pos-pos penangkal yang ada atau ditempatkan pada tempat-tempat yang sangat membutuhkan petugas pengamat iklim dan atau pendampingan kepada kelompok tani yang membuthkan informasi seputar iklim, katanya.