REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Hasil otopsi jenazah Kepala Biro Kompas di Kalimantan, Muhammad Syaifullah, dinilai sebagai kunci menyibak tabir kematiannya yang hingga kini masih misterius. Redaktur Pelaksana Kompas, Budiman Tanuredjo, mengatakan itu saat dihubungi, Senin (26/7).
''Kami masih menunggu hasil otopsi,'' tuturnya. Tim investigasi Kompas juga diterjunkan untuk mengungkap kematian wartawannya. Dirinya belum bisa menyimpulkan apa penyebab kematiannya. Budiman juga belum bisa menyimpulkan apakah kematiannya terkait dengan investigasi Syaifullah terhadap pertambangan batu bara di Kalimantan 25 Januari lalu.
Menurutnya, berita itu sudah termuat. Apakah kematiannya terkait dengan pemberitaan itu, dirinya masih menunggu hasil otopsi dan penyelidikan lebih lanjut. Dirinya kurang setuju bila kematiannya disebabkan kelebihan dosis obat sebagaimana diungkapkan kepolisian Balikpapan. ''Tidak bisa hanya sampai di situ, sementara otopsi belum selesai,'' imbuhnya.
Budiman berharap kepolisian dapat menyelidiki kasus ini dengan serius. Hasil otopsi jenazah almarhum juga diharap cepat selesai agar pengungkapan kasus kematian almarhum terungkap.
Dirinya mengenal Syaifullah sebagai orang yang santun. Dia manis bertutur kata dan jarang emosi. Namun demikian, produk jurnalistiknya kerap membuat marah orang lain, seperti hasil investigasinya tentang tambang batu bara yang dimuat Kompas 25 Januari lalu.