REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Hati Nurani rakyat (Hanura) meminta pembatasan kemunculan partai baru. Syarat yang lebih ketat bagi partai baru juga diharapkan Hanura tidak sekadar akal-akalan.
Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, mengatakan, pada dua pemilu terakhir partai baru yang lahir bak sandiwara. ‘’Namanya beda tipis, bentuknya jua, kita mau yang bukan akal-akalan tetapi yang betul-betul nyata,’’ ujar Wiranto, Senin (2/8), di Kantor DPP Hanura di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Wiranto melanjutkan, kondisi ini telah berlangsung di dua pemilu. ‘’Dibiarkan tambah lagi, lalu mati, tambah, dan mati lagi, itu sebabnya perlu perketatan partai baru.’’ jelasnya.
Hanura, sambungnya, mendukung wacana penyederhanaan jumlah partai politik. Di mata Hanura partai yang terlalu banyak hanya memperlambat proses demokrasi sebab di sana ada faktor transaksi politik.
Kendati menyetujui semangat penyederhanaan partai politik, ujar Wiranto, Hanura meminta kenaikan ambang batas parlemen hingga lima persen dilakukan secara bertahap. ‘’Juga jangan sampai cara ini dimanfaatkan oleh partai-partai besar,’’ sambung dia.
Saat ini Hanura berpendapat sebaiknya ambang batas parlemen dipertahankan di level 2,5 persen namun menyeluruh dari pusat hingga daerah.
Hanura kemudian membuka diri bagi partai-partai yang tidak lolos ambang batas parlemen. Bahkan, sebelum partai lain mewacanakan pembentukan konfederasi partai politik, Hanura telah membentuk koalisi dengan delapan partai kecil. Sekretariat bersama konfederasi partai itu dengan Hanura, ditegaskan Wiranto, juga telah dibentuk. Wiranto menambahkan, letaknya di Jalan Kotabumi nomor 15.
Delapan partai kecil tersebut lalu sepakat tetap eksis dengan Hanura sebagai payung utama mereka. ‘’Hanura akan melanjutkan semangat konfederasi,’’ ucapnya. Wiranto berujar, ke depan Hanura siap menjadi wadah bagi partai yang masih berkeinginan bertarung kembali di Pemilu 2014.