REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Asmawi Rewansyah mengatakan pembangunan aparatur negara harus diupayakan pada upaya melakukan pembaruan terhadap pengetahuan, keterampilan, pengalaman, cara pandang dan budaya.Hal itu dilakukan karena sekarang citra aparatur atau birokrasi sudah sangat buruk.
"Setuju atau tidak setuju, kita tidak bisa mengingkari bahwa citra aparatur dan birokrasi kita sudah sangat buruk dewasa ini, baik di pusat maupun daerah," kata Asmawi saat wisuda program sarjana dan magister Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi LAN di Jakarta, Sabtu.
Apalagi, kata Asmawi, belakangan ini masyarakat melihat dan mendengar di ruang publik bahwa para aparatur penegak hukum bersikap dan berperilaku sangat tidak amanah dan profesional. Pasca reformasi 1998, katanya, sesungguhnya ada optimesme dan masa pencerahan untuk memperbaiki carut- marut birokrasi pemerintahan mulai bersemi dan dirasakan masyarakat.
Sayangnya upaya pembaruan yang dilakukan belum fokus pada pembangunan SDM aparatur, baik kompetensi, nilai ataupun budaya kerja aparatur, dan sepertinya terabaikan sehingga penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan tak terbendung. "Ada kerinduan dan pengharapan yang besar agar profesionalisme SDM aparatur harus segera terwujud dalam tataran praktik penyelenggaraan administrasi negara," katanya.
Asmawi mengatakan idealnya pembangunan aparatur negara harus diupayakan pada upaya untuk melakukan pembaharuan terhadap pengetahuan, keterampilan, pengalaman, cara pandang dan budaya. "Kelembagaan boleh saja berubah tetapi jika orang yang ada di dalamnya sama saja, dengan sikap dan perilaku yang sama, maka lambat laun sistem tersebut pun akan semakin rusak dengan sendirinya," kata Asmawi.
Ia mengatakan ada satu pilihan aksi yang efektif untuk mewujudkan aparatur dan birokrasi yang baik yakni melalui pendidikan formal maupun informal. "Mengapa melalui pendidikan? Karena yang dihadapi adalah persoalan yang terkait dengan nilai yang mewujud dalam sikap dan perilaku tersebut telah menjadi kultur," katanya.
Oleh sebab itu untuk memperbaiki hal tersebut maka yang dibutuhkan adalah kerja kultural pula dan dimensi kultural yang paling efektif adalah melalui pendidikan, katanya. Melalui pendidikan, kata Asmawi, diharapkan muncul aparatur dan pejabat negara yang benar-benat bisa menginternalisasikan nilai-nilai dan perilaku hidup yang lebih bermartabat, bermoral, beretika dan profesional.
Pada wisuda tahun 2010 STIA LAN Jakarta berhasil meluluskan sebanyak 360 lulusan yang terdiri atas 197 lulusan S1 dan 163 lulusan S2.