Rabu 25 Aug 2010 18:26 WIB

Tayangan Ramadhan Terus Dipantau MUI

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua Tim Pemantau TV Ramadhan 1431 H Majelis Ulama Indonesia (MUI), Imam Suhardjo mengatakan, selama Ramadhan MUI akan terus memantau siaran TV."Pemantauan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kemuliaan bulan Ramadhan dengan tidak menayangkan hal-hal yang tidak baik," katanya saat jumpa wartawan di Kantor MUI, Jakarta, Selasa malam.

Imam mengatakan, pemantauan TV selama Ramadhan untuk tahap pertama secara umum dilakukan terhadap seluruh tayangan reguler di bulan Ramadhan dan secara khusus dilakukan terhadap tayangan-tayangan khusus Ramadhan.

Ia juga mengatakan, MUI akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Komisi Penyiaran Indonesia dalam mengawasi siaran TV agar tetap sehat.

Selama pemantauan tahap pertama pada sepuluh hari pertama Ramadhan, papar Imam, MUI menemukan sejumlah program dan beberapa TV yang lebih mengedepankan tayangan konstruktif dan kondusif bagi ibadah Ramadhan."Walaupun juga banyak acara hiburan yang candaannya penuh caci maki, dialog dan adegan yang merendahkan, memperolok, dan melecehkan," katanya.

Ia mengimbau kepada stasiun TV yang mampu mengendalikan orientasi bisnis semata di bawah orientasi edukasi keagamaan publik agar melanjutkan semangat tersebut pada bulan-bulan setelah Ramadhan.

Pemantauan tersebut dilakukan terhadap 12 stasiun TV, yang diantaranya TVRI, TPI, SCTV, ANTV, Metro TV, Indosiar, Trans TV, Trans 7, Global TV, TV one dan O Chanel.

MUI akan mengadakan pertemuan selanjutnya untuk memaparkan kembali hasil pantauannya pada sepuluh hari berikutnya dalam bulan Ramadhan setelah tahap pertama tersebut.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement