REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON-- Mantan presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, dan seorang Amerika yang dipenjarakan karena melintas ke Korea Utara, telah mendarat di Bandara Internasional Logan di Boston, Jumat, setelah negara pertapa itu membebaskan tawanan tersebut.
Aijalon Mahli Gomes, yang besar di Boston dan bekerja sebagai seorang guru bahasa Inggris di Korea Selatan, ditangkap Januari lalu dan dijatuhi hukuman delapan tahun kerja paksa karena masuk ke Korea Utara secara tidak sah dari China.
Gomes, 31, disambut oleh sekitar 19 anggota keluarganya saat ia tiba di bandara. Baik dia maupun mantan presiden berusia 85 tahun itu, yang memberi tanda ibu jari pada wartawan, tidak berbicara pada wartawan. Gomes, yang mengenakan kemeja sport polo dan tampak lemah, dilaporkan sedang tak enak badan dan memerlukan perawatan medis.
Dalam satu pernyataan, keluarga Gomes melukiskan delapan bulannya dalam tahanan sebagai periode yang "lama, gelap dan sulit", dan mereka berterima kasih pada Carter atas lawatannya.
Pemerintah Pyongyang telah mengundang Carter untuk mengunjungi Gomes sebulan setelah apa yang media negara Korea Utara lukiskan sebagai upaya bunuh diri. Lawatan Carter adalah perjalanan pribadi dan ia tidak pergi sebagai seorang wakil resmi dari pemerintah AS, kata Deplu AS.
Meski demikian, menurut kantor berita AFP, Deplu menyambut baik misi murah hati Carter itu. "Kami menghargai upaya kemanusiaan mantan presiden Carter dan menyambut baik keputusan Korea Utara untuk memberi Tuan Gomes pengampunan khusus dan membolehkannya kembali ke AS," kata jurubicara Deplu AS Philip Crowley.
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA juga melaporkan, Pyongyang telah menyampaikan keinginannya melalui Carter untuk memulai lagi pembicaraan yang membeku sejak April tahun lalu.
Utara telah membuat pernyataan yang sama sebelumnya tapi melampirinya dengan sejumlah persyaratan, yang telah dikesampingkan oleh Seoul dan Washington.
Pyongyang bersikeras agar sanksi PBB dicabut dan Washington setuju pada pembicaraan damai. Mei lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il mengatakan pada Presiden China Hu Jintao bahwa ia siap kembali ke pembicaraan nuklir.
Pemimpin nomer dua Utara Kim Young-Nam, yang menemui Carter Rabu, menyampaikan keinginan bagi dimulainya kembali pembicaraan enam pihak dan denukririsasi semenanjung Korea, kata KCNA.
Setahun lalu, seorang bekas presiden Smerika lainnya, Bill Clinton, melakukan lawatan yang sama ke Korea Utara untuk memperoleh pembebasan dua wartawan Amerika, yang juga dituduh telah masuk negara itu secara tidak sah.(*)