REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Keuangan Agus Martowardojo masih mengharapkan supaya pembatasan BBM bersubsidi dapat dilakukan pada tahun ini. Hal ini seiring meningkatnya permintaan volume bahan bakar yang melebihi target APBN P 2010. "Tahun 2010 ini kita mengharapkan akan ada program untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi," ujar Menkeu, Rabu (29/9).
Menurutnya, kalau seandainya program tersebut tidak jalan, maka secara risiko fiskal akan tetap relatif terjaga. Pasalnya, peningkatan volume BBM masih akan terkompensasi dari rendahnya ICP dan penguatan nilai tukar rupiah. "Jadi secara anggaran itu kita masih memadai," tukasnya.
Sebagaimana diketahui dalam APBN P 2010 volume BBM bersubsidi yang disepakati yakni 36,5 juta kilo liter. Belakangan pemerintah akan merevisinya dan menaikkan besaran volume itu hingga 38 juta kilo liter. "Untuk tambahan ini kita perlu ada proses persetujuan yang harus tetap kita jalankan. Kita belum final semua akan diputuskan di Badan Anggaran, dan mungkin akan dibawa ke paripurna," paparnya.
Sebetulnya dengan kondisi Indonesian Crude Price (ICP) Oil dan nilai mata uang sesuai proyeksi, kata dia, jika ada tambahan 1 juta kilo liter maka akan membuat tambahan defisit sebesar Rp 1,9 triliun. "Karena itu kami justru ingin mengajak semua pihak ayo kita mulai membatasi penggunaan BBM bersubsidi bagi yang tidak sepatutnya menikmati subsidi itu," ujarnya.
Sementara bagi masyarakat yang tidak mampu ataupun angkutan umum tetap diberikan. "Tetapi jangan pada semua mobil bisa menikmati subsidi. Subsidi kita berikan target hanya kepada yang membutuhkan," jelasnya.