Sabtu 02 Oct 2010 21:32 WIB

Berulah Lagi...Wilders Dukung Gerakan Anti Islam Jerman

Geert Wilders
Foto: dialoginternational.com
Geert Wilders

REPUBLIKA.CO.ID,Akhirnya dunia tahu apa yang ingin dicapai oleh partai VVD, CDA dan PVV di Belanda. Padahal, apakah kabinet kanan ini benar-benar akan terbentuk, masih belum pasti. Sabtu 2 Oktober, kongres Partai Kristen Demokrat, CDA, di Arnhem akan membahas kesepakatan yang dibuat oleh pemimpin partai, Maxime Verhagen. Dan peserta kongres, akan mengikuti dengan cermat apa yang diucapkan oleh Geert Wilders, pada hari yang sama di Berlin.

Karena, pada saat partai CDA berdebat mengenai kesepakatan koalisi, tokoh populis kanan Geert Wilders memberi ceramah tentang Islam dan integrasi di ibukota Jerman. Atas undangan René Stadkewitz, mantan anggota Partai Kristen Demokrat Jerman, CDU. Politikus Berlin ini sedang mempersiapkan pembentukan partai baru, Die Freiheit, atau Kebebasan. Dan Geert Wildres adalah inspirator utama bagi gagasan ini.

Sebagaimana Geert Wilders, René Stadkewitz menganggap Islam sebagai sumber berbagai permasalahan di kalangan kelompok migran. Ia menilai Islam bukan agama. "Tapi, suatu sistem yang menjadi penyebab munculnya dua macam masyarakat, yang berkembang di berbagai wilayah pemukiman kelompok migran. Suatu sistem yang tidak cocok untuk hidup bersama masyarakat Barat."

René Stadkewitz mendukung larangan jilbab, tapi menentang larangan Al Qur'an. "Yang paling penting adalah memperkuat kehidupan bermasyarakat. Larangan seperti itu tidak perlu."

René Stadkewitz akan ikut pemilu legislatif di Berlin, yang akan diselenggarakan pada tahun 2011. Ia memperhitungkan, dengan mudah akan mampu melampui ketentuan batas ketentuan minimal suara lima persen, dan sangat girang mendapat dukungan dari Geert Wilders.

Anti Islam

Perkenalan pertama René Stadkewitz dan Geert Wilders terjadi pada saat pertemuan di Den Haag, musim panas lalu. "Geert Wilders mampu mendorong dan meramaikan perdebatan. Karena itu pula ia mendapat banyak penghargaan. Ia berani membicarakan berbagai hal, yang selalu dihindari oleh politisi lain. Itu yang membedakan Geert Wilders dengan politisi lainnya."

Pada saat mengumumkan rencana pembentukan partai anti Islam Jerman, René Stadkewitz menyatakan partai Die Freiheit bukan sekedar tiruan Partai Untuk Kebebasan Belanda, PVV. "Mengenai beberapa tema, pikiran kami memang sejalan dengan sikap Geert Wilders. Dan dalam beberapa hal lain, kami mendukung garis kelompok lain."

Kebebasan Gaya Barat

Sejauh ini, belum diketahui apa yang akan diucapkan oleh Geert Wilders di Berlin. Pemimpin PVV ini hanya menyatakan, ia akan menyampaikan ceramah di Berlin. Mungkin mengenai pelaksanaan proyek, yang diumumkan oleh Geert Wilders musim panas lalu. Dalam suatu wawancara dengan koran De Telegraaf, ia menyatakan akan mendirikan 'International Freedom Aliance'.

Suatu jaringan berbagai kelompok yang berusaha menentang Islamisasi Eropa. Ia menyebut nama lima negeri: Kanada, Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman dan Prancis. Ia berusaha membangun kontak di lima negeri tersebut, agar bisa melancarkan aksi bersama.

"Selama setengah tahun berikut, saya akan berbicara di lima negeri tersebut," katanya. "Karena, soal pengekangan kebebasan, soal makin meluasnya Islam, bukan hanya masalah bagi Belanda. Tapi masalah bagi seluruh dunia Barat yang bebas."

Tidak semua orang menyambut sikap seperti itu. Kamis kemarin, banyak politisi Jerman, dari kalangan pemerintah dan parlemen, mengecam kemungkinan pembentukan kabinet minoritas di Belanda. Termasuk Kanselir Nyonya Angela Merkel. Ia menyayangkan, bahwa kabinet tersebut bisa terbentuk berkat dukungan Geert Wilders.

Rasis

Sabtu ini berbagai kelompok demonstran akan berusaha menggagalkan rencana pidato Geert Wilders di Berlin. Jaringan kerjasama luas di antara berbagai partai politik, serikat buruh dan kelompok migran akan memblokade lokasi tempat Geert Wilders akan berbicara.

Dirk Stegemann, atas nama berbagai kelompok tersebut menyatakan: "Bagi saya ia seorang rasis. Ia berusaha membungkusnya sebagai kritik terhadap Islam. Ia menciptakan gambaran bahwa Islam itu homogen dan melekatkan citra umum bagi berbagai kelompok orang. Kami di Jerman menamakan hal tersebut, rasisme budaya religius."

Debat CDA

Sementara Geert Wilders memberi ceramah, sekitar 600 kilometer ke arah Barat, anggota partai CDA bergelut dengan kesepakatan koalisi. Tidak banyak orang yang menentang isi kesepakatan. Maxime Verhagen berhasil meloloskan banyak dasar pemikiran Kristen Demokrat.

Namun, sekelompok politisi CDA terkemuka, pada prinsipnya tidak mau tergantung pada dukungan Geert Wilders. Jadi, jika Geert Wilders di Berlin mengatakan hal-hal ekstrem, dukungan pada argumen politisi CDA tersebut akan makin kuat. Tapi, jika Geert Wilders berbicara moderat, para pendukung kesepakatan koalisi akan bisa menyatakan, sejauh ini, semuanya baik-baik saja.

sumber : radio netherland
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement