Senin 18 Feb 2013 17:11 WIB

Ini Reaksi Masyarakat Australia Atas Rencana Kedatangan Wilders

Rep: agung sasongko/ Red: Heri Ruslan
Geert Wilders
Foto: www.muslimvillage.com
Geert Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Rencana kedatangan politikus anti-Islam ke Australia mengundang beragam tanggapan.

Ketua Komisi Multikulturalisme, Chin Tan berjanji akan menuntut Wilders apabila yang bersangkutan mengeluarkan komentar yang tidak wajar.

“Dia berhak berbicara, tapi ini Australia. Ia harus berhati-hati karena ada kemungkinan pelanggaran terhadap nilai-nilai dan hukum Australia,” ujarnya.

Anggota komite eksekutif Dewan Islam Victoria, Mohammad Tabbaa mengatakan rasisme merupakan perilaku yang usang dan merusak. Karena itu, lanjut dia,  apa yang dikatakan Wilders, diyakini bukanlah pandangan masyarakat Australia.

“Kami pikir masyarakat Australia cukup cerdas untuk menilai pandangan Wilders. Saat ini, partainya sendiri tidak lagi mendapat dukungan luas,” ucap dia.

Sebelumnya, Wilders yang tampil dalam siaran televisi ABC’s Lateline pada Rabu (12/2) lalu itu mewanti-wanti Pemerintah Australia akan adanya imigrasi massal dari negara-negara Muslim ke Australia.

 Menurutnya, hal tersebut merupakan ancaman serius bagi pemerintah Australia yang mengusung nilai-nilai kebebasan.

Di mata Wilders, ideologi Islam sama sekali bertentangan dengan prinsip kebebasan yang selama ini dianut Australia.

Ia juga mengklaim Islam bukanlah agama damai tetapi ‘idelogi totaliter’. "Saya percaya dengan imigrasi massal (Muslim) ke dalam masyarakat bebas kita akan mengubah masyarakat kita. Mereka akan mengubahnya lebih buruk lagi," kata Wilders.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement