Sabtu 23 Oct 2010 03:04 WIB

Industri Optimistis Produksi Gula Capai 2 Juta Ton

Rep: Shally Pristine / Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Foto: Antara
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,GRESIK--Kalangan pelaku industri gula tetap optimis produksi  gula konsumsi akan menyentuh angka psikologis dua juta ton per tahun. Tingginya curah hujan telah menurunkan rendemen sekitar 1-2 persen dan pasokan tebu ke pabrik-pabrik gula hingga 30 persen

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, Daljadi W Soekarto, mengakui adanya penurunan produksi dari target di awal tahun sebesar 2,9 juta ton untuk tahun ini. "Mungkin produksi total akan jadi 2,0 juta ton," katanya kepada wartawan saat kunjungan kerja Kementerian Perindustrian, Jumat (22/10).

Angka estimasi realisasi produksi sebesar 2,0 juta ton sudah di bawah angka retaksasi (penghitungan ulang yang dilakukan Dewan Gula Indonesia (DGI) sebesar 2,36 juta ton. Karena selisih hasil retaksasi dan estimasi kebutuhan konsumsi  yaitu sebesar , pemerintah telah mengeluarkan izin impor gula konsumsi sebanyak 450 ribu ton sebagai suplai di awal tahun saat musim giling sudah selesai.

Sementara itu, Kepala Bagian Penanaman Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, Abdul Hamid mengatakan, curah hujan telah menurunkan kadar rendemen tebu tahun ini menjadi 6,3 persen, di bawah target semula 8,0 persen. Dengan demikian, PG tersebut hanya dapat memproduksi 60 ribu ton gula, di bawah target semula 80 ribu ton. Di PG lain di kawasan Jawa Timur, tingkat rendemen bervariasi antara 6,1-7,0 persen.

Sejauh ini, PG Gempolkrep telah memproduksi 56 ribu ton gula konsumsi hasil menggiling sekitar sembilan juta ton tebu. Masih ada sekitar satu juta stok tebu yang bisa digiling. "Harga lelangnya berkisar Rp 9.100-9.200 per kilogram, ini lebih tinggi dari acuan pemerintah karena pasokannya juga sedikit," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement