REPUBLIKA.CO.ID,Kumpulan lukisan, sketsa dan fotos karya Roger Glover selama hampir 40 tahun ditampilkan untuk pertama kalinya kepada umum di Komunitas Seni K-8, Köln, Jerman, 25 Oktober 2010 sampai 31 Januari 2011.
Berbeda dengan auranya di panggung, di dalam ruangan yang tak lebih dari 50 meter persegi itu Roger Glover tampak sangat bersahaja. Topi pet berwarna hitam menutupi sepasang mata birunya yang tampak kerap tertawa. Tegur sapanya lembut, dengan lantun seorang yang pandai bercerita.
Bagi Glover, gitaris dan produser musik ini, kreatifitas bersifat lintas batas. “Secara murni untuk kepuasan sendiri atau mungkin lebih baik disebut sebagai kebutuhan pribadi. Karena melukis kan tidak semata obat rileks, kadang proses melukis dibarengi dengan rasa frustrasi yang tiada tara. Karena sering kali pelukisnya memiliki konsep atau ide yang ingin digambarkan. Dan menit tindakan seseorang didasari suatu ide yang mutlak, maka ia akan menemukan kontradiksi. Sama seperti dalam musik, ketika digerakkan oleh suatu ide mutlak, maka dibutuhkan perjuangan besar untuk merealisasinya.”
Meski yang ditampilkan adalah kumpulan lukisan, sketsa dan fotos yang meliputi hampir 40 tahun berkarya, pameran yang digelar oleh komunitas seni K-8 ini merupakan yang pertama kali baginya. “Saya tidak pernah menjual karya saya. Pertama karena saya memang tidak punya cukup banyak karya bagus. Ke dua, bagaimana cara menentukan harga sebuah karya? Saya kan melukisnya tanpa beban, dengan perasaan yang bebas-bebas saja. Tapi dalam konteks amal, ya ide itu lebih masuk akal bagi saya. Saya telah menemui orang-orang dibalik lembaga swadaya amal itu, dan saya menemukan orang-orang yang hebat yang bersedia melewati berbagai kesulitan demi membantu orang lain“
Putra seorang petani, Roger David Glover lahir pada tahun 1945 di Wales Selatan. Tahun 1963 ia mulai kuliah senirupa di Hornsey College of Art. Masa yang amat ia nikmati, karena membuka banyak jalan untuk dijelajahi. Namun pertanyaan orang tuanya, apakah bisa hidup dari hasil seni kerap mengganggunya dan ia sendiri masih tertarik pada banyak hal lain. Akhirnya 1965,dua tahun kemudian, ia tinggalkan kuliahnya dan memilih untuk main musik.
Deep Purple bukan band pertama ia bergabung. Namun bersama band itulah ia berhasil mencapai sukses komersial yang terbesar, dengan penjualan sampai 120 juta piringan hitam di akhir 70-an. Dalam kisahnya, ia sudah menolak ajakan pimpinan band untuk bergabung dengan Deep Purple pada tahun 1968 karena tak mau menelantarkan teman-temannya di band terdahulu. Hanya kantong kosong dan refleksi bahwa usaha itu telah begitu lama berusaha tanpa hasil, membuatnya menelpon Gillan pagi hari berikutnya.
Pilihan itu diambilnya lebih dari 40 tahun yang lalu, kini dalam usianya yang 64 tahun, Roger Glover bercerita. “Saya kira seseorang tidak bisa merancang hidupnya secara persis, saya kira semua orang yang telah mencapai umur seperti saya, memiliki rasa heran bagaimana ia sampai tiba di paruh kehidupannya ini. Mungkin suatu hari seandainya saya punya lebih banyak karya, saya akan mulai menjualnya dan bisa jadi harus menjadikannya sebagai mata pencaharian.“
Seluruh hasil penjualan cetakan karya Roger Glover disumbangkan untuk inisiatif atau lembaga swadaya yang membantu para tunawisma, biaya perawatan rumah sakit bagi anak-anak dari keluarga miskin dan perawatan penyandang penyakit kanker di Jerman. Dan lelaki berambut keperakan ini merasa beruntung bisa melakukannya.