Selasa 09 Nov 2010 08:43 WIB

Anas Ingatkan Kadernya Tidak Jadi Politisi Salon

Red: irf
Anas Urbaningrum
Foto: Antara
Anas Urbaningrum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengingatkan kadernya untuk tidak menjadi politisi salon. "Politisi Partai Demokrat jangan hanya bergaul dengan para elite politik, tetapi harus juga terjun ke lapangan dan bergaul dengan rakyat miskin," tuturnya dalam pembukaan Lokakarta Pengentasan Kemiskinan DPP Partai Demokrat di Jakarta, Senin (8/11).

Menurut dia, kemiskinan dan pengangguran adalah isu pembangunan serta politik yang sangat menonjol. Karena itu, imbuh Anas, Partai Demokrat dan kader-kadernya harus memberikan perhatian dan terlibat makin serius dalam kerja-kerja untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Dia menekankan agar kader partainya mendukung dan ikut memastikan bahwa kebijakan dan program pemerintah untuk terus menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran dapat berjalan dengan baik di lapangan.

Keberhasilan politik Partai Demokrat dan kader-kadernya, menurut dia, tidak hanya diukur dari jumlah suara dan kursi hasil pemilu, tetapi sejauh mana dukungan dan kepercayaan rakyat yang besar dijawab dengan kerja keras untuk mengatasi problem kemiskinan dan pengangguran. "Ke depan, affirmative policy untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran harus semakin kuat," tutur Anad.

Bukan hanya program yang makin beragam dan efektif di lapangan, kata dia, politik anggaran yang nyata-nyata membela dan memperhatikan kaum miskin juga harus diperjuangan. Alokasi anggaran, sambung Anas, harus didorong makin besar dan digunakan secara tepat sasaran. "Program yang sudah berjalan, seperti KUR, BOS, Jamkesmas, PKH, PNPM Mandiri, reforma agraria, revitalisasi puskesmas, bidan desa, koperasi dan UKM, dan sebagainya, harus makin ditingkatkan," ujar dia. Kader Partai Demokrat, diwajibkannya mengawal agar semua program yang tujuannya menekan angka kemiskinan dan pengangguran dapat berjalan efektif.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement