REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekjen PSSI Nugraha Besoes mengaku sangat menyayangkan sikap dari sejumlah orang yang menggagas berdirinya kompetisi tandingan bertajuk ‘Liga Primer Indonesia (LPI)’. Sebab menurutnya, hal itu bukan menyelesaikan masalah yang dihadapi, malah justru merusak tatanan sepakbola yang ada.
Bagaimana tidak, kata pria yang akrab disapa Kang Nug, apa yang dilakukan penggagas kompetisi yang nantinya diikuti tim-tim gurem, justru merusak citra sepak bola nasional. Terutama di mata internasional. Itu karena, Indonesia dalam hal ini PSSI akan dinilai tidak mengeti aturan main.
Nugraha mencontohkan keputusan penggagas LPI mendatangkan wasit asing saat menggelar laga amal beberapa hari lalu. Kala itu, tiga wasit yang bertugas berasal dari Mesir yang sesuai aturan, mestinya wasit yang akan bertugas di negara mana pun harus terlebih dahulu memberikan konfirmasi kepada asosiasi sepakbola di negara bersangkutan, jika tidak ingin disebut melanggar ketentuan.
“Aturannya sudah jelas, setiap wasit yang resmi terdaftar di FIFA wajib memberikan laporan kepada asosiasi sepak bola negara setempat, begitu tiba dan akan menjalankan tugas. Kami pun sudah mengajukan keberatan kepada asosiasi sepakbola Mesir, dan mereka sudah minta maaf,” ungkap Nugraha.
Ditambahkan, dalam surat permohonan maaf yang diterima dari asosiasi sepakbola Mesir disebutkan, pihak penggagas LPI melakukan kebohongan dengan meminta wasit dari mereka, seolah-olah laga amal yang akan digelar sudah mendapat izin dari PSSI. Padahal jangankan memberikan izin, diberi tahu akan adanya laga amal saja tidak.
Masih kata Nugraha, karena bukan organisasi resmi, LPI dipastikan sifatnya hanya OTB [organisasi tanpa bentuk]. Karena itu, sudah pasti PSSI tidak akan memberikan dukungan, sehingga kompetisi yang akan digelar tak ubahnya hanya sebuah turnamen. Terlebih karena tim-tim yang nantinya akan ikut, tidak jelas asal usulnya dan cenderung dipaksakan dengan bertameng sebagai tim profesional.
“Dari pada buang-buang duit tidak karuan. Silakan saja mensponsori kompetisi yang sudah ada. Secara kebetulan, Divisi Utama, masih bisa mereka ambil, tinggal kita bicara saja bagaimana mekanisme yang harus dijalani,” tandas Nugraha.