Selasa 23 Nov 2010 07:34 WIB

Warga Lapas Anak Palembang Dibunuh dan Dimutilasi Sesama Tahanan

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG--Warga Lembaga Pemasyarakatan Anak Pakjo Palembang, Sumatera Selatan, Eko Adisaputra (18), dibunuh dan dimutilasi oleh teman sesama tahanan, pada Senin. Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Pakjo, Junaidi, di dampingi Kepala Keamanan Lapas, Anank Giono, di Palembang, Senin mengatakan, peristiwa tersebut terjadi berawal dari perkelahian korban dengan sesama tahanan lima hari lalu. "Berdasarkan keterangan para tersangka, korban berulang kali ditegur karena berusaha membuat lubang untuk melarikan diri dari Lapas," katanya.

Dikatakannya, upaya untuk melarikan diri itu merupakan pelanggaran, maka korban bersama delapan teman lain yang juga satu kamar dinilai ikut bertanggung jawab sama-sama dimasukkan ke dalam ruangan isolasi.

Ia mengutarakan, selama diisolasi korban masih juga berupaya melubangi tembok kamar, lantas temannya menegur supaya tidak dilakukan, karena akan berdampak buruk atas hukumannya.

Menurut dia, merasa tidak digubris dan terjadi perkelahian, karena sudah merasa jengkel, lantas delapan tersangka menghajarnya, hingga meninggal. Selanjutnya, setelah meninggal, baru kedua telinga dan alat kemaluan korban dipotong diduga menggunakan sendok yang sengaja ditajamkan. "Kasus ini pertama kali diketahui petugas lapas aplus Senin pagi ketika mengecek setiap kamar," katanya lagi.

Delapan tersangka saat ini telah diamankan di Polsek Ilir Barat I Palembang, yakni, Dedi Supriadi alias Bangau, Rahmat Habibi, Fitriansyah, Aji, Heru, Andri Kurniawan, Iskandar dan Prayito. Dari delapan tersangka dua sudah difonis sementara lainnya, merupakan tahanan kejaksaan dan tahanan hakim dari berbagai kasus baik pencurian, narkoba bahkan ada juga yang mendekam karena kasus pembunuhan.

Selanjutnya dia menyatakan, para tersangka secara terbuka kepada petugas Lapas, mengakui perbuatannya telah mengeksekusi korban sambil menunjukkan bukti telinga dan alat kelamin yang telah dimutilasi. Dia menyesalkan, senjata tajam yang diduga terbuat dari sendok, luput dari pengawasannya.

Padahal menurut dia, dua hari sebelum kejadian, Sabtu (20/11) pihaknya telah merazia kamar-kamar warga lapas agar terbebas dari senjata tajam dan juga narkoba. Bahkan masing-masing dari tersangka yang sekaligus tahanan itu, menerangkan peran mereka hingga sampai memutilasi korban. Setelah korban dibunuh dengan cara mengikat leher menggunakan kain sarung lalu ditarik sebelah kanan empat dan sebelah kiri empat orang pula.

Merasa tidak puas wajah korban dibekap menggunakan bantal, lalu ditindih oleh dua orang tersangka itu.

Direktur Reskrim Polda Sumsel, Komisaris besar polisi Raja Hariono, menanggapi hal itu mengatakan, saat ini jajarannya telah menangani kasus tersebut, bahkan terhadap korban telah dibawa ke Rumah Sakit Mochammad Hoesin guna diautopsi.

sumber : ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement