REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, masyarakat Indonesia di kawasan pesisir masih terlilit kemiskinan. Sehingga, ia menekankan, perlu usaha nyata untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Kemiskinan di kawasan pesisir masih tergolong tinggi," kata Presiden Yudhoyono ketika menyampaikan sambutan dalam "Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara 2010" di Auditorium Manggala Wanabhakti, Kementerian Kehutanan, Jakarta, Selasa (23/11).Sambutan Presiden itu sekaligus menandai pembukaan konferensi yang mengusung tema "Penyelamatan Hutan Pantai dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir".
Sebagai orang yang dibesarkan di kawasan pesisir, presiden menyatakan memahami berbagai kesulitan yang dialami masyarakat di kawasan itu. Menurut presiden, masyarakat pesisir tidak mampu mengoperasikan mesin kapal penangkap ikan jika harga minyak bahan bakar minyak melambung. Mereka juga selalu hidup dalam ancaman tsunami.
"Saya lahir dan dibesarkan di perkampungan nelayan di Pacitan, saya tahu persis," kata Presiden. Kepala Negara mengatakan, masyarakat pesisir adalah salah satu bagian dari masyarakat miskin di Indonesia. Pada 2010, kata Presiden, sedikitnya ada 31 juta masyarakat miskin atau 13,33 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta orang.
Meski masih ada rakyat miskin, Presiden menegaskan, pemerintah telah mencapai prestasi yang baik dalam hal pengentasan orang miskin. Pada 2006, katanya, jumlah penduduk miskin Indonesia jauh labih banyak, yaitu 39 juta orang atau 17,75 persen dari jumlah penduduk.
Presiden menegaskan, kemiskinan adalah gejala yang wajar dan lumrah terjadi dalam suatu negara. Dia menegaskan, dari 6,8 miliar jumlah penduduk dunia, 20 persennya atau 1,3 miliar di antaranya adalah orang miskin.
Namun demikian, Yudhoyono meminta setiap warga negara tidak meremehkan kemiskinan. Presiden meminta semua golongan saling membantu mengentaskan warga miskin, terutama di kawasan pesisir.
Hal itu bisa dilakukan antara lain dengan memberdayakan masyarakat pesisir dalam setiap kegiatan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, Presiden sangat mendukung kegiatan "Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara 2010". Gerakan itu adalah lanjutan dari gerakan serupa yang telah dilaksanakan selama empat tahun berturut-turut.
Setiap tahun, gerakan itu mengusung tema dan jenis kegiatan yang berbeda. Untuk 2010. Gerakan tersebut fokus pada gerakan pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir melalui perbaikan ekosistem pantai.
Gerakan ini diharapkan mampu mendorong kesadaran masyarakat untuk melestarikan hutan pantai dengan menanam beberapa jenis pohon, seperti Nyamplung, Ketapang, Cemara Laut, serta beberapa jenis mangrove.
Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara pertama kali dicanangkan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono pada 1 Desember 2007, dan mendapat dukungan sepenuhnya dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu