Rabu 01 Dec 2010 04:01 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi Melimpah

Rep: Firkah Fansuri/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Stok pupuk  bersubsidi saat ini sangat melimpah. Hingga 29 November 2010, stok pupuk nasional jenis urea mencapai sekitar 1,2 juta ton. Angka itu jauh di atas ketentuan stok yang dipatok pemerintah sebesar 503.928 ton.

Direktur Pemasaran PT Pupuk Sriwidjaya (Pusri) Holding, Bambang Tjahjono, mengatakan dengan stok yang cukup banyak tersebut, petani diminta tidak cemas karena khawatir tidak kebagian pupuk. ''Saat ini stok pupuk urea sangat mencukupi, berapa besar pun permintaan petani akan terpenuhi,'' katanya di Jakarta, Selasa (30/11).

Bambang menguraikan, stok pupuk 1,2 juta ton tersebut berada di pabrik sebesar 386, 4 ribu ton dan di Lini III sebanyak 778,5 ribu ton. Stok pupuk urea yang melimpah itu diperuntukan untuk kebutuhan musim tanam bulan Oktober 2010-Maret 2011. ''Namun bisa dipastikan dengan stok yang sangat besar itu tidak akan terserap untuk musim tanam Oktober-Maret,'' tambahnya.

Menurut Bambang, anomali musim yang terjadi sepanjang tahun 2010 menjadi penyebab rendahnya penyerapan pupuk. Tidak adanya jeda antara musim kering dan musim hujan menyebabkan banyak produksi padi yang gagal panen akibat dilahap hama. Tidak itu saja, curah hujan yang cukup besar mengguyur sejumlah daerah membuat sejumlah sawah gagal panen karena terendam banjir.

Akibat kondisi itu, permintaan pupuk oleh para petani pun tidak seperti yang ditargetkan oleh Kementerian Pertanian. Bambang mengatakan, di awal tahun Kementerian Pertanian menargetkan penyerapan pupuk oleh petani untuk urea sebesar 6 juta ton. Namun, dalam perjalanannya Kementrian Pertanian merevisi menjadi 4,9 juta ton.

 ''Tapi, realisasi penyaluran urea bersubsidi masih di bawah dari angka revisi yang dipatok Permentan (Peraturan Menteri Pertanian),'' paparnya. Antara Januari-November 2010, Bambang mencontohkan, realisasi penyaluran urea bersubsidi hanya mencapai 3.081.086 ton.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement