REPUBLIKA.CO.ID, Jika sebagian masyarakat menilai bahwa musik tanpa mengenal sekat dan batas serta konflik. Itu memang benar. Sebab, tengok saja kejadian yang berlangsung di Palestina dan Israel. Dua wilayah tersebut, sedari dulu memang terlibat konflik.
Namun, di balik konflik keduanya yang berkepanjangan hingga turun-temurun tersebut, tak membuat rasa ingin tahu salah satu dari keduanya untuk memahami budaya seni masing-masing. Salah satunya adalah laki-laki dan perempuan Palestina yang tengah khidmat mempelajari seni budaya Israel.
Para kawula muda Palestina dari Akademi Kirklees di Dewsbury ini merengguh pengalamannya untuk menyelami budaya dan kehidupan Yahudi selama seminggu. Bahkan mereka sangat tersentuh ketika menyaksikan film Holocaut, yang berjudul The Boy in The Striped Pyjamas.
Dalam film tersebut juga menceritakan berbagai aktivitas termasuk tarian tradisonal dan modern Israel, lukisan jendela kaca, dan Hindu Yoga. Laki-laki dan perempuan Palestina masing-masing berumur tujuh dan delapan tahun tersebut mempelajari buku The Boy in The Striped Pyjamas, yang merupakan bagian dari Forum Imam Kirklees tingkat nasional yang diselenggarakan selama seminggu.
Banyak dari para anggota forum tersebut, yang merupakan warga Palestina, sebelumnya belum pernah bertemu dengan orang Yahudi. Namun ketika bertemu dalam forum tersebut, suasana pun terlihat cair dan tidak kaku, bahkan lebih menarik dari yang dibayangkan sebelumnya.
Dalam forum itu juga dibuka kesempata untuk dialog dan saling memberikan pertanyaan, termasuk mengekplorasi terkait sejarah geografis dalam konteks Israel yang lebih modern.