REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemimpin WikiLeaks Julian Assange berada di unit terpisah di penjara London Sabtu demi keamanannya, pada saat telegram diplomatik rahasia baru AS diungkapkan ke publik, semakin membuat malu Washington.
Warga negara Australia berusia 39 tahun itu telah dipindahkan dari bagian utama penjara Wandsworth ke unit isolasi, kata Jennifer Robinson, salah seorang tim hukumnya, Jumat. "Petugas penjara melakukan hal itu demi keamanan dirinya sendiri, sebenarnya," katanya kepada AFP.
Assange dijadualkan akan muncul di pengadilan London untuk kedua kalinya Selasa setelah ditangkap dengan surat penangkapan yang dikeluarkan oleh Swedia, dimana para penuntut ingin menanyainya tentang dugaan perkosaan dan pemaksaan seksual yang ajukan oleh dua orang wanita.
WikiLeaks menandaskan tuduhan itu bermotif politis karena website pembocor itu telah menggusarkan Washington dan pemerintahan di seluruh dunia dengan rilis ribuan telegram diplomatik rahasia AS.
Robinson mengeluhkan bahwa Assange "tidak memperoleh rekreasi apapun" dalam penjara dan "sulit melakukan panggilan telepon ... dia benar-benar sendiri."
Mantan peretas komputer tersebut tidak diperbolehkan menggunakan laptop dalam selnya, tetapi para pengacaranya telah memintanya. "Kami sedang mencoba untuk menyiapkan banding hukum dan dia kesulitan menulis dengan tangan, jadi akan lebih mudah agar membantu kami untuk mempersiapkan jika dia menggunakan laptop," kata Robinson, tanpa menjelaskan mengapa dia kesulitan menulis.
Semangat Assange "sangat baik" namun "frustrasi" dimana dia tidak dapat menjawab tuduhan bahwa WikiLeaks berada di belakang serangan cyber yang dilancarkan terhadap perusahaan kartu kredit yang telah menolak berbisnis dengan website tersebut.
"Dia mengatakan kepada saya dia benar-benar tidak terlibat dan ini merupakan upaya sengaja untuk mencampuradukkan WikiLeaks, yang merupakan organisasi penerbit, dengan organisasi peretas yang memang bukan," katanya.
Website kantor penuntut dan polisi Belanda belakangan menjadi target serangan cyber Jumat, "kemungkinan" terkait dengan penahanan seorang pendukung WikiLeaks berusia 16 tahun, kata para pejabat. Pengacara Assange menyangkal laporan bahwa tim hukumnya yakin tuduhan resmi AS terhadap WikiLeaks akan segera terwujud.
Namun dia menambahkan: "Posisi kami adalah bahwa penuntutan apapun berdasarkan undang undang spionase tidak konstitusional dan mempertanyakan perlindungan First Amendment untuk semua organisasi media."
Ibu Assenge mengatakan dia mengkhawatirkan anaknya karena "kekuatan masif" diarahkan kepadanya.Christine Assenge menolak tuduhan perkosaan, namun mengatakan kepada Seven Network Australia dia khawatir akan apa yang akan terjadi padanya.
"Julian, perkosaan? Langsung dari dalam lubuk hati saya -- tidak sama sekali. Julian tidak akan memperkosa," katanya, menambahkan: "Mengkhawatirkan, tentu saja. Saya tidak berbeda dari ibu manapun.
"Kekuatan masif ini telah memutuskan mereka akan menghentikan dia dan mereka tidak akan bermain menggunakan aturan."
Telegram AS yang dirilis oleh WikiLeaks Jumat menunjukkan bahwa raksasa tambang BHP Billiton melobi pemerintah Australia dengan keras untuk menggagalkan tawaran kesepakatan 19,5 miliar dolar antara rivalnya Rio Tinto dan Chinalco China.
Kegagalan kesepakatan itu "mencegah" Canberra dari keharusan membuat keputusan sulit mengenai apakah akan menyetujui proposal itu, namun mengakibatkan perdana menteri waktu itu Kevin Rudd menghadapi "China yang tidak senang", kata telegram tersebut.
Telegram bocor lain memperlihatkan bahwa utusan London untuk Vatikan khawatir undangan paus kepada pengikut Anglikan yang tidak puas untuk pindah ke Katholik akan memicu kekerasan anti-Katholik di Inggris.
Dan Julieta Noyes, deputi kepala misi AS untuk Vatikan, menulis dalam telegram rahasia bahwa Vatikan membantu mengamankan pelepasan 15 personil angkatan laut Inggris oleh Iran pada 2007.
Dilatarbelakangi protes mematikan di Tehran menyangkut pemilihan kembali Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, ia menulis: "(Vatikan) secara publik diam hingga kini terkait krisis sekarang, sebagian demi mempertahankan kemampuannya untuk bertindak sebagai penengah jika krisis internasional timbul.
"Vatikan membantu mengamankan pelepasan pelaut Inggris yang ditahan di perairan Iran pada April 2007."
Namun dia tidak memberikan detail lebih lanjut dan menambahkan: "Tidak jelas seberapa besar pengaruh yang benar-benar dimiliki Vatikan terhadap Iran, namun."
Telegram lain bertanggal 11 April, 2007, mengatakan Inggris menghargai Oman karena membantu mengamankan pelepasan para pelaut, setelah menteri luar negerinya melakukan penggilan telepon reguler dengan para penguasa Iran untuk mendesak mereka dibebaskan.