REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Suhu politik di tahun 2011 diperkirakan semakin memanas. Sebab pada tahun itu akan dibahas paket Rancangan Undang Undang (RUU) politik. "Tahun ini hanya pemanasan. Pertarungan sesungguhnya di 2011," ujar Pakar Hukum Tata Negara, Saldi Isra, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (18/12).
Menurutnya, secara politis akan banyak kepentingan yang bermain pada tahun 2011 nanti. Sebab DPR pada tahun itu akan membahas RUU Pemilu Legislatif, RUU Penyelenggara Pemilu, dan RUU Pemilu Presiden. Ketiga RUU itu akan menjadi faktor penentu proses pemilu ke depan.
Namun, meskipun suhu menjadi lebih panas, tetapi Saldi tetap melihat akan ada perilaku yang berulang dari para elit politik. "Tidak akan beda dengan tahun sebelumnya," katanya. Elit-elit politik akan banyak berdebat dan meributkan hal-hal yang kurang substantif, lalu kemudian kembali ke pola lama. Seolah-olah mereka akan mengakomodasi pendapat publik, akan tetapi sebenarnya proses tetap berjalan sesuai keinginan mereka.
Sampai akhir tahun 2010, tidak ada diskusi yang bersifat substantif dan penting terhadap tiga RUU itu. "DPR seharusnya bisa masuk ke isu yang lebih substantif," harap Saldi untuk tahun 2011.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya, menilai tahun 2010 ini suasana politik sudah panas, namun belum bisa ditentukan apakah 2011 akan mendidih atau tidak. "Paling umum adalah untuk tahun 2014, dimana sosok yang paling kuat tidak maju lagi," katanya.