REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon "menyesalkan" pembongkaran Hotel Shepherd di Jerusalem Timur oleh Israel. Ia mengatakan tindakan itu hanya akan meningkatkan ketegangan antara Israel dan Palestina, kata seorang jurubicara organisasi dunia itu, Senin (11/1).
Hotel Shepherd, diruntuhkan sebagai bagian dari proyek permukiman yang pertama diumumkan pada 2009, dinyatakan sebagai "bangunan yang sudah tak ada" oleh Israel setelah negara itu merebut dan mencaplok Jerusalem Timur. Israel menganggap seluruh Jerusalem sebagai ibukotanya, klaim yang tidak diakui secara internasional.
"Sekjen menyesalkan penghancuran kemarin atas Hotel Shepherd di Jerusalem Timur yang diduduki untuk membuat jalan ke unit-unit permukiman baru di pusat sebuah lingkungan Palestina. Tindakan itu hanya akan meningkatkan ketegangan," kata jurubicara PBB Martin Nesirky kepada wartawan.
"Sangat disesalkan bahwa keprihatinan internasional yang meningkat pada peluasan sepihak permukiman Israel yang tidak sah telah tak diacuhkan," ujarnya. "Tindakan seperti itu telah merugikan secara serius kemungkinan penyelesaian yang dirundingkan bagi konflik Israel-Palestina."
Ia menambahkan bahwa Sekjen PBB Ban Ki-moon telah menegaskan kembali permintaannya sebelumnya kepada pemerintah Israel untuk membekukan semua aktivitas permukiman di wilayah Palestina.
Komentar Ban itu menggemakan ucapan Menlu AS Hillary Clinton, yang pada Ahad (9/1) mengatakan tindakan Israel itu merupakan "perkembangan yang menggelisahkan" yang "merusak upaya perdamaian untuk mencapai solusi dua negara".
PM Israel Benjamin Netanyahu membela proyek permukiman itu, Senin (10/1), mengatakan "orang Yahudi memiliki hak untuk tinggal di manapun di Jerusalem".