REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menilai Presiden akan menghitung ulang perombakan kabinet terkait situasi mutakhir yang kurang menguntungkan sehingga kemungkinan hanya akan merombak kabinet secara "eceran".
"Ada dua situasi mutakhir yang membuat SBY berhitung ulang. Situasi ini nampaknya akan membuat 'reshuffle' (perombakan kabinet) kemungkinan hanya terjadi secara 'eceran' dan
tidak 'grosiran'," katanya di Jakarta, Kamis.
Perombakan kabinet secara "eceran" dimaksud adalah tidak akan mengubah komposisi partai politik di kabinet secara drastis.
Kedua situasi tersebut menurut dia adalah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengembalikan suara minimal mengajukan hak pernyataan pendapat sebesar 2/3 dari jumlah kursi di DPR.
Selain itu, penegasan Megawati dalam pidato politik pada HUT ke-38 PDI Perjuangan hari Senin (10/1) lalu yang menolak berkoalisi dengan pemerintah.
Kedua situasi tersebut, menurut dia, membuat partai-partai koalisi meningkat daya tawarnya sehingga perombakan kabinet secara radikal menjadi lebih sulit dilakukan dan kemungkinan perombakan hanya akan terjadi secara "eceran".