REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Duta Besar RI untuk Tunisia, Muhammad Ibnu Said, mengatakan lima tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia yang menjadi pelayan keluarga di Istana Presiden Tunisia dalam kondisi baik-baik saja. "Saya telah mengontak kelima TKW kita yang bekerja di Istana Presiden dan segera dievakuasi ke KBRI," kata dubes Ibnu Said yang dihubungi dari Kairo, Sabtu (15/1).
Mereka akan dijemput setelah lewat jam malam, kata Dubes yang dihubungi Sabtu subuh saat jam malam masih berlaku. Tunisia memberlakukan jam malam mulai pukul 17.00 hingga pukul 7.00 waktu setempat akibat kerusuhan berdarah melanda negara itu.
Evakuasi itu dilakukan setelah Presiden Tunisia Zine Al-Abidin Ben Ali, yang telah berkuasa 23 tahun dipaksa mundur dan meninggalkan istana presiden ke luar negari pada Jumat malam. Pesawat Presiden Ben Ali dikabarkan telah mendarat di Jeddah setelah beberapa negara menolak menerimanya.
Rahmat Munazir, staf KBRI yang piket malam menggambarkan situasi di ibu kota Tunisia, Tunis sangat mencekam pada Jumat malam. "Kondisi sangat mencekam, suara tembakan terdengar di sekitar sini sejak Jumat malam," kata Rahmad yang dihubungi dari Kairo pada Sabtu subuh waktu setempat.
Rahmat mengatakan semua orang dilarang ke luar rumah, suara-suara tembakan dan sirene keadaan darurat semakin membuat dada ini sesak ketakutan.
"Selain tembakan dan suara sirene darurat, suara gemuruh helikopter juga mondar-mandir di atas sekitar gedung KBRI," ujar Rahmat. Kendati demikian, kata Rahmat, pihak keamanan melakukan penjagaan ketat di sekitar kantor perwakilan RI tersebut.