REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO-Langkah pemerintah Mesir memblokir jaringan internet di negaranya menunjukkan betapa mudahnya sebuah pemerintahan mengisolasi rakyatnya jika penyedia layanan internet sedikit dan lemah.
Dalam upaya menghentikan ajakan menentang Presiden Hosni Mubarak, pemerintah tak hanya menutup Facebook dan Twitter, namun juga seluruh akses internet di negara tersebut hanya dalam semalam. Di Mesir, terdapat sekitar 20 juta orang pengguna internet.
Meski ada ratusan penyedia layanan koneksi internet di Mesir, namun hanya empat yang memiliki infrastrukturnya, yakni Link Egypt, Vodafone/Raya, Telecom Egypt and Etisalat Misr.
Daniel Karrenberg, peneliti di RIPE NCC, sebuah forum infrastruktur internet asal Eropa, mengatakan pasar yang belum berkembang dengan sedikit provider membuat pemblokiran semacam ini dengan mudah dilakukan.
“Semakin simpel topologi dan sedikit penyedia layanan internet, semakin gampang pemerintah mengontrol akses terhadap area tertentu,” katanya. Ia mengatakan struktur telekomunikasi seperti ini masih primitif seperti kondisi dua dekade lalu. “Jika Anda memiliki pasar telekomunikasi yang beragam dan topologi internet yang kompleks, maka akan sangat sulit untuk melakukannya (pemblokiran).”