REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan dia secara pribadi telah mengatakan pada Presiden Mesir Hosni Mubarak Jumat malam (Sabtu pagi WIB) untuk mengambil "langkah konkret" demi memperluas hak-hak rakyatnya. Ia juga meminta Mubarak untuk menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran membanjiri jalan-jalan di Kairo dan kota-kota lainnya.
"Tentunya, akan ada hari-hari sulit yang akan dilalui, tetapi Amerika Serikat akan terus membela hak-hak rakyat Mesir dan bekerja dengan pemerintah mereka dalam mengejar masa depan yang lebih adil, lebih bebas, dan lebih penuh harapan," kata Obama yang mengaku telah melakukan pembicaraan telepon dengan Mubarak.
Presiden AS membuat komentar di televisi tak lama setelah dia dan Mubarak berbicara. Pernyataan Obama hampir berbarengan dengan pidato langsung Mubarak di Kairo yang mengumumkan pemecatan pemerintahnya dan segera membentuk pemerintahan baru untuk mempercepat reformasi. Pada saat yang sama, tegasnya, kekerasan oleh demonstran tidak akan ditoleransi.
Obama menyatakan AS selalu mengikuti perkembangan di Mesir. Mubarak memerintahkan polisi dan kemudian militer ke jalan-jalan dalam menanggapi ribuan demonstran.
Sebelum Obama berbicara, sekretaris pers Gedung Putih, Robert Gibbs, menyatakan AS akan memotong 1,5 miliar dolar AS bantuan luar negeri tahunan ke Mesir, tergantung pada respons Mubarak terhadap demonstrasi.
Obama juga mengulangi tuntutan yang sebelumnya dinyatakan oleh Hillary Clinton untuk Mesir, yaitu memulihkan akses internet dan situs jejaring sosial. Sebelumnya, akses ini dihentikan pemerintah menyusul demonstrasi yang pecah di hari pertama, dan dikabarkan akan membesar usai Shalat Jumat kemarin.
Obama mencatat Amerika Serikat dan Mesir memiliki kemitraan dekat. AS mendukung Mubarak selama bertahun-tahun karena bersedia berdamai dengan Israel.