REPUBLIKA.CO.ID,KEBUMEN - Ternyata tidak semua warga Indonesia yang kini berada di Mesir itu ingin dievakuasi pulang ke tanah air. Buktinya, sebanyak 20 mahasiswa alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Darus Sa’adah, Petanahan, Kabupaten Kebumen yang sedang menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, menolak dipulangkan meski difasilitasi pemeritah Indonesia dengan penerbangan gratis dari Kairo ke Jakarta.
''Dari pembicaraan telpon beberapa waktu lalu, mereka menolak dipulangkan ke Indonesia. Soalnya, kalau nanti sudah pulang ke Indonesia, untuk berangkat lagi ke Mesir mereka tidak memiliki dana. Karena itu, meski di Mesir sedang terjadi gejolak, mereka memilih untuk tetap bertahan,'' kata pengasuh Ponpes Darus Sa’adah, Gus Adib Amrulloh, Jumat (4/2).
Dia menambahkan, dari perbincangan telepon tersebut juga diketahui, ke-20 mahasiswa asal pesantrennya tersebut masih berada di rumah kos mereka di Kota Chaiz Asir, Nasr City, Kairo. Mereka sudah beberapa tahun berada di Mesir, setelah mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Al Azhar.
Dari kontak-kontak dengan para mahasiswa itu, Gus Adib juga menyebutkan, mereka semua masih dalam kondisi sehat dan aman. Hanya saja, perbekalan makanan mereka hampir habis karena tidak berani keluar rumah kos. Kalau pun berani keluar, belum tahu kondisi terkini bagaimana.
''Soalnya, kami berkomunikasi terakhir sekitar dua hari lalu. Sejak kemarin hingga hari ini, saya tidak bisa mengontak mereka lagi. Tidak tahu apakah karena ponsel mereka kehabisan pulsa atau saluran komunikasi di Mesir diblokir,'' ujarnya.