REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama melakukan pembicaraan dengan beberapa pemimpin dunia mengenai pergolakan di Mesir. Mereka menekankan perlunya transisi yang tertib dan damai.
Pemimpin AS itu telah berbicara dengan Putera Mahkota Mohammed bin Zayed dari Uni Amirat Arab (UAE), Perdana Menteri David Cameron dari Inggris dan Kanselir Angela Merkel dari Jerman. Jelas satu pernyataan Gedung Putih pada Sabtu (5/2) waktu setempat atau Ahad (6/2) WIB.
Obama mendiskusikan keprihatinannya yang serius atas serangan terhadap wartawan dan kelompok hak asasi manusia. Dia juga menegaskan kembali bahwa pemerintah Mesir memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak-hak rakyatnya. ''Mesir harus segera membebaskan orang-orang yang telah ditahan secara tidak sah", penyataan itu menambahkan.
Obama menekankan pentingnya transisi yang tertib dan damai mulai sekarang. Pemerintah Mesir harus responsif pada aspirasi rakyatnya. ''Itu mencakup pembicaaraan yang dapat dipercaya dan inklusif antara pemerintah dan oposisi,'' kata Gedung Putih. ''Para pemimpin itu sepakat untuk terus berhubungan dekat.''
Pernyataan itu dikeluarkan ketika Washington menyambut baik pengunduran diri secara beramai-ramai para pemimpin partai Mubarak. Para pejabat AS memuji tindakan itu, tapi tetap mendesakkan perubahan lagi.
"Kami menganggap itu sebagai langkah positif menuju perubahan politik yang akan dibutuhkan, dan menanti-nanti langkah tambahan," kata seorang pejabat pemerintah Obama.