Kamis 10 Feb 2011 16:52 WIB

Ulama Banten akan Bertahan di Mapolres jika Tuntutan Tak Diluluskan

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Siwi Tri Puji B
Rumah Suparman di Cikeusik yang dirusak warga
Foto: Antara
Rumah Suparman di Cikeusik yang dirusak warga

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG - Ratusan ulama se-Banten melakukan aksi damai menuntut pembebasan delapan kiai di depan Mapolres Pandeglang, Kamis (10/2). Aksi ini sempat terhenti sementara untuk melaksanakan shalat Ashar.

Massa berjanji akan terus melakukan aksinya hingga tuntutan mereka terpenuhi. "Kita tetap di sini meskipun sampai besok," kata Habib Muhammad Assegaf, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Banten, dalam orasinya, Kamis (10/2).

Koordinator Lapangan, Alfian Tanjung, menambahkan aksi damai kali ini merupakan murni aspirasi ulama, sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam, dan sejumlah pimpinan pondok pesantren di Banten. "Jadi ini bukan mobilisasi orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Alfian.

Alfian justru mempertanyakan, mengapa enam warga Ahmadiyah yang ditahan terkait insiden Ahmadiyah, di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, telah dibebaskan. "Sekarang justru pada kiai yang malah ditahan," kata Alfian.

Hingga saat ini, unjukrasa masih berlangsung. Sejumlah perwakilan pengunjukrasa, antara lain, KH Muhtadi, KH Kurtubi, tengan bernegosiasi dengan Kapolres Pandeglang, AKBP Alex Fauzi Rasyad.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement