REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Keabsahan informasi kawat dari Kedubes AS di Jakarta yang dibocorkan WikiLeaks, mengemuka. Staf khusus Presiden bidang Hukum, Denny Indrayana, mengatakan sumber yang dikutip WikiLeaks itu tidak akurat, dan bukan fakta maupun data.
Namun bila dibandingkan dengan berita di The Age yang berjudul Yudhoyono 'abused power' di alinea ketujuh disebutkan Kedubes AS mendapatkan informasi soal Presiden SBY itu dari mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Keamanan, TB Silalahi.
Berikut kutipannya: "Pada Desember 2004, Kedubes AS di Jakarta melaporkan bahwa salah satu informan politiknya yang paling terpercaya yaitu penasehat presiden TB Silalahi."
Kemudian di paragraf kedelapan disebutkan lagi, "Silalahi, salah satu orang kepercayaan SBY mengatakan pada Kedubes AS bahwa Presiden secara personal menginstruksikan Hendarman untuk tidak melanjutkan kasus Taufik."