REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, menyatakan penyesalannya atas informasi rahasia yang telah dibocorkan oleh jejaring Wikileaks, demikian pernyataan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada Jumat. Kedubes AS mengatakan bahwa kebijakan luar negeri resmi Washington tidak ditetapkan melalui pesan-pesan baik yang bersifat rahasia, termasuk perbincangan pribadi antara mitra sejawat, maupun penilaian dan pengamatan pribadi para diplomat AS, melainkan diputuskan di Gedung Putih.
"Kebijakan kami bukan hal yang rahasia seperti yang tercermin dalam pernyataan kami dan tindakan kami di seluruh dunia," kata pernyataan tersebut.
Pengungkapan keterangan oleh Wikileaks yang dinilai tidak sah dapat memberikan dampak bagi keselamatan individu yang disebutkan berada dalam bahaya selain hubungan kerja sama antarnegara. "Karena potensi dampaknya yang tinggi, kami mengutuk pembocoran yang tidak sah tersebut dan melakukan segala tindakan untuk mencegah pelanggaran keamanan di masa mendatang," tambah pernyataan Kedubes AS tersebut.
Menurut pernyataan itu, Kedubes AS tidak dapat menyatakan tentang keaslian dokumen yang tersiar di media, namun mereka dapat berbicara praktik penulisan kawat di komunitas diplomatik. "Pada dasarnya, laporan lapangan ke Washington adalah apa adanya dan biasanya masih informasi mentah. Laporan tersebut masih prematur, dan umumnya belum lengkap dan yang belum dibuktikan kebenarannya," kata pernyataan itu.
Pernyataan Kedubes AS menyebutkan laporan tersebut bukanlah ekspresi kebijakan, yang juga tidak selalu dijadikan keputusan kebijakan akhir selain tidak bisa dipandang secara berdiri sendiri atau mewakili kebijakan AS. "Penerbitan seperti ini sangat tidak bertanggung jawab dan kami menyatakan penyesalan yang sangat dalam kepada Presiden (Susilo Bambang) Yudhoyono dan rakyat Indonesia," ungkap pernyataan tersebut.