REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Remaja yang sering menyaksikan iklan atau ikon rokok lainnya dipercaya lebih mudah tergoda untuk merokok, demikian menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat.
Survei dilakukan oleh Darthmouth Medical School di Hanover, New Hampshire. Sebanyak 2.000 remaja usia 10-17 tahun disurvei. Mereka yang disurvei tidak pernah merokok.
Survei dilakukan dengan menunjukkan responden iklan enam rokok yang berbeda dan delapan produk komersial lainnya, dengan semua merk dihapus.
Setiap remaja kemudian diminta menjabarkan seberapa sering mereka melihat setiap gambar dan mereka harus mengidentifikasi merek yang diwakili. Hasil surveinya luar biasa: selama sembilan bulan berikutnya, sekitar 13 persen dari responden tersebut mulai merokok.
Menurut James Sargent, peneliti Darthmout, remaja yang melihat iklan serta mengetahui merek rokok memiliki kecenderungan 50 persen lebih besar untuk merokok, ketimbang remaja yang tidak.
Hal ini berlaku bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, situasi ekonomi keluarga, sekolah, dan memiliki seorang teman atau anggota keluarga yang merokok.
Sargent mengatakan remaja sangat rentan. Karena itu adalah waktu di mana mereka ingin mengembangkan identitas independen dari orangtua.
Apalagi, menurut dia, iklan rokok secara langsung atau secara halus mengisyaratkan bahwa merokok itu identik dengan daya tarik seks, kemerdekaan, atau untuk anak perempuan, bisa melangsingkan tubuh. i
"Padahal merokok lebih berbahaya dari alkohol, obesitas, dan obat terlarang atau gabungan ketiganya," kata Sargent.