REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemkot Administrasi Jakarta Barat mengembangkan energi biogas proses fermentasi sampah dan kotoran hewan di Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat. Walikota Jakarta Barat Djoko Ramadhan, mengatakan saat ini lima rumah tangga di RW 03, Kelurahan Palmerah menggunakan fermentasi sampah dan kotoran hewan untuk mengurangi biaya rumah tangga yang cukup tinggi. "Tingginya kebutuhan energi untuk keperluan memasak, membuat Pemkot Administrasi Jakarta Barat mulai mencari alternatif pengganti gas untuk keperluan memasak," kata Djoko Ranadhan di Kembangan, Kamis (15/7).
Djoko Ramadhan menuturkan, pemkot sendiri akan mengembangkan biogas ini di Palmerah. Ini cukup membantu mengurangi biaya rumah tangga, meskipun perangkatnya dibutuhkan penyempurnaan lebih dalam lagi.
Djoko menilai, energi biogas memiliki dampak ganda yakni sebagai energi alternatif, sekaligus mengurangi volume sampah di suatu wilayah. Pengembangan energi biogas harus dilakukan dengan pengujian ilmiah dengan dasar teknologi akademik yang sesuai.
Untuk itu pihaknya akan menggandeng akademisi-akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan penelitian guna membuat perangkat pendukungnya. "Harus didasari dengan teknologi, karena biogas juga bisa berdampak negatif bila perangkatnya dibuat sembarangan," tegasnya.
Ketua TP PKK DKI Jakarta Sri Hartati Fauzi Bowo mengaku sangat mendukung pengembangan energi biogas. Warga saat ini harus memiliki inovasi dan gagasan baru dalam meminimalkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah.
Biogas yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik bisa menjadi upaya mengurangi volume sampah dan menjadikan Kota Jakarta yang bersih dan nyaman. "Itu gagasan bagus, hidup ini harus bersih agar tidak mudah terserang penyakit. Kalau sampah bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif sangat tepat," katanya.
Bahkan, pihaknya siap mendorong semua wilayah di DKI Jakarta melakukan pengembangan energi biogas. Dia juga berharap, kader-kader PKK di tingkat RW dan kelurahan juga ikut berperan karena bila energi itu bisa dimanfaatkan praktis mengurangi biaya rumah tangga untuk keperluan memasak. "Sebanyak 10 Program Pokok PKK terdapat upaya pemeberdayaan ekonomi keluarga. Kader PKK memiliki kewajiban mencari sumber ekonomi alternatif guna meringankan pengeluaran," kata dia.