Senin 10 Jan 2011 00:09 WIB
Melancong Bareng Abah Alwi

Kisah Si Jembatan Kambing

Rep: Agung Sasongko/ Red: Johar Arif

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Memasuki kawasan Pekojan, Jakarta Barat, dari arah Tubagus Angke, terdapat sebuah jembatan yang membelah kali Angke yang tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. Keberadaan jembatan yang dinamakan Jembatan Kambing ini punya sejarah panjang.

"Disebut Jembatan Kambing karena kambing-kambing yang didatangkan dari berbagai tempat, umumnya dari Tegal, sebelum disembelih di pejagalan lebih dulu dilewatkan di jembatan Kali Angke ini," papar sejarawan Betawi, Alwi Shahab, kepada peserta ‘Melancong Bareng Abah Alwi: Jejak Islam di Batavia’ yang tengah menyusuri jalan Pekojan Raya, Jakarta, Ahad (9/1),

Abah, sapaan akrabnya, memaparkan nama Jembatan Kambing ini pun dikaitkan dengan kegemaran masyarakat keturunan Arab pada daging kambing. "Sampai 1950-an mayoritas penduduk Pekojan adalah keturunan Arab yang sebagian besar berasal dari Hadramaut (Yaman Selatan). Sebagian dari mereka merupakan pedagang kambing yang meneruskan  usaha dagang yang dilakukan oleh ayah, kakek, bahkan buyut mereka," cerita Abah.

Kini, lanjut Abah, komunitas Arab di Pekojan tergeser oleh kedatangan komunitas Tionghoa yang kemudian mendominasi kawasan Pekojan. Sementara komunitas Arab yang dahulu bertempat tinggal di Pekojan pindah ke kawasan selatan Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement