JAKARTA--Pemerintah memastikan akan meninggikan 80 cm pada jalan Raya Porong sepanjang satu kilometer, sebagai langkah jangka pendek, menyusul amblesnya jalan itu akibat lumpur Sidoarjo. "Ini salah satu solusi mendesak dan jangka pendek," kata Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto, dalam temu wartawan tentang "Bencana Longsor di Sumatera dan Porong Sidoarjo" yang diselenggarakan Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, langkah itu merupakan penanganan mendesak, termasuk terhadap jalan nasional dan propinsi di sekitar Porong, Sidoarjo dengan pendanaan yang bersumber dari APBN dan APBD Propinsi Jawa Timur.
Ditegaskannya, untuk Jalan Raya Porong yang merupakan jalan nasional tanggung jawab pusat dan hasil penelitian Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) ada penurunan. Djoko merinci langkah ini sangat mendesak karena di kawasan itu sudah bermunculan gelembung baru di sekitar lumpur Sidoarjo, sementara hujan di kawasan itu juga sering turun sehingga semburan semburan kecil sangat terlihat.
Sayangnya, kata Djoko, sampai sekarang, para ahli belum bisa memprediksi solusi yang pas untuk mengatasinya, termasuk juga masalah pengalihan arus kendaraan yang melintas. "Ada rencana untuk menutup jalan arteri Porong dan mengalihkan arus lalu lintas ke jalan alternatif yang memutar sekitar 35 km dari Surabaya menuju Sidoarjo. Namun, rencana itu masih dikaji lagi dan hari ini (6/5) BPLS dan Bina Teknik PU sedang membahasnya. Kita juga menunggu hasil rapat itu," kata Djoko.
Bahkan, lanjut Djoko, sempat muncul usulan untuk dibuat jembatan di Porong, namun hasil kajiannya juga masih belum memastikan tingkat kekuatan dan struktur tanah yang tidak bisa diprediksi, termasuk tingkat kekuataan tiang panjangnnya. "BLPS dan PU juga tidak bisa memberikan jaminan atas kondisi disana," katanya.
Oleh karena itu, tegasnya, kembali ke alternatif sementara dengan peninggian jalan itu agar air lumpur tidak menggenangi jalan, termasuk rel kareta api yang sudah lebih dahulu ditinggikan. "Ada juga rencana membuat jembatan buat jalan tol," katanya.
Sementara itu, Djoko juga menambahkan, untuk langkah permanen jangka menengah-panjang, pihaknya juga akan melakukan peningkatan jalan alternatif Waru-Krian-Mojosari-Japanan yang telah diselesaikan pada pertengahan 2008.
Sedangkan, untuk jangka panjang, adalah merelokasi jalan tol, jalan arteri, jalan kereta api dan fasilitas pendukung lainnya. "Khusus untuk jalan tol baru, pemerintah ini terus mempercepat pembebasan tanah untuk relokasi pembangunan jalamn tol sepanjang 15 kilometer sebagai jalan alternatif. Saat ini baru 10 persen saja tanah yang bebas. Ya kita harapkan sih pemindahan jalur tol ini bisa menjadi solusi atas kondisi di Porong," katanya.
Kondisi Terbaru
Pada kesempatan itu, Djoko juga memaparkan, kondisi terbaru terkait terjadinya semburan di Jalan Raya Porong yakni terjadinya cekungan sepanjang 400 meter di sekitar pertigaan akses jalan tol Surabaya-Gempol dan Jalan Raya Porong. "Munculnya gelembung-gelembung baru (buble) di badan jalan areal tersebut," katanya.
Kemudian, akibat curah hujan yang cukup tinggi, permukaan air di Kali Ketapang naik, serta terjadi limpasan di saluran samping tanggul. Teridentifikasi juga, Kali Ketapang mengalami pendangkalan dan penyempitan terutama di daerah muara.
Oleh karena itu, tambah dia, sejumlah langkah darurat telah dilakukan antara lain, BPLS mengeringkan kawasan yang tergenang, termasuk Jalan Raya Porong dengan memompa air ke Sungai Ketapang. "Kami menutup lubang-lubang dengan kantong plastik yang diisi material hasil 'cold milling', kemudian diratakan dengan menghampar agregat kasar (batu pecah). "Prioritasnya jalan arah dari Surabaya menuju Malang karena tingkat kerusakannya lebih tinggi dibanding sisi barat atau arah sebaliknya," katanya.