REPUBLIKA.CO.ID,BANDAACEH--Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Hasan Di Tiro (86), telah menjalani proses cuci darah di ruang ICCU Rumah Sakit Umum Daerah dokter Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
"Proses cuci darah Hasan Tiro telah selesai dan berjalan lancar Selasa (1/6) petang ini," kata Direktur RSUDZA, Taufik Mahdi di Banda Aceh, selasa. Hasan Tiro yang digelar "Wali Nanggroe" itu mendapat perawatan selama sekitar 10 hari di rumah sakit Pemerintah Provinsi Aceh.
Deklarator GAM yang pernah mengasingkan diri sekitar 30 tahun di luar negeri itu dirawat karena adanya kelainan pada darah atau kanker darah yang ditemukan secara mendadak akibat faktor usia, kata Taufik Mahdi.
Hasan Tiro kembali ke Aceh setelah penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005. MoU antara Pemerintah dengan pihak GAM itu merupakan upaya mengakhiri konflik bersenjata yang berlangsung sejak 1976.
Setelah 30 tahun hidup di pengasingan, Tgk Hasan Tiro pulang pertama kali ke Aceh pada akhir 2008. Dan selama ini, deklarator GAM tersebut menempati sebuah rumah kontrakan di kawasan Lamteumen Timur, Kota Banda Aceh.
Selama mendapat perawatan di RSUDZA Banda Aceh, silih berganti para mantan tokoh GAM membesuk Hasan Tiro, termasuk di antaranya Dr Zaini Abdullah yang datang sekitar pukul 13.00 WIB, Selasa.
Selain itu juga terlihat beberapa orang dekat datang menjengguk Hasan Tiro yang sedang mendapat perawatan intensif oleh 11 paramedis, yakni dokter dan perawat RSUDZA Banda Aceh.
Suasana rumah sakit, terutama ruang dekat ICCU tempat Hasan Tiro menjalani perawatan tampak ramai dan penjagaan dilakukan petugas pengamanan pribadi berseragam hitam.