Kamis 17 Jun 2010 07:20 WIB

Sebagian Wilayah Sumsel Langka Premium

Rep: maspril aries / Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG--Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) juga terjadi di beberapa wilayah Sumatra Selatan. Di Sumsel terjadi kelangkaan premium sedang di Lampung krisis solar.

Kelangkaan di Sumsel menyebabkan antrean panjang di SPBU. Bagi penjual BBM eceran, ini berrarti rezeki karena mereka menjual premium dengan harga Rp7.000–Rp10.000/liter. Padahal, harga normal Rp 4.500 per liter.

 

Di Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) akibat kelangkaan BBM tersebut ada SPB yang tidak lagi menjual BBM jenis premium karena tidak ada stok. Di SPBU 2430735 sudah sejak Selasa (15/6) tidak menjual premium karena tidak ada pasokan dari Pertamina. Dari dua SPBU yang ada di kota ini, hanya satu SPBU di jalan lintas Simpang Teladan yang masih menjual premium. Namun untuk membelinya harus antri.

 

Sementara itu di Kota Lubuklinggau (377 km dari Palembang), sempat berhembus isu akan adanya kenaikan harga BBM oleh pemerintah, akibatnya SPBU yang ada di kota ini diserbu pembeli yang membuat terjadinya antrian panjang. Menurut seorang pengemudi jika malas antri bisa beli di pedagang eceran dengan harga yang sampai Rp10.000/ liter.

 

Menanggapi isu tersebut, Walikota Lubuklinggau Riduan Effendi  mengatakan, “Isu kenaikan itu yang membuat diserbu masyarakat untuk membeli BBM. Padahal pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM. Akibat isu tersebut jelas merugikan masyarakat.”

 

Sementara itu di daerah lain seperti di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Kota Pagaralam, Kota Prabumulih, di Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Di Pagaralam akibat kelangkaan tersebut tiga SPBU yang ada di kota ini diserbu pembeli. Antrean yang terlihat bukan hanya kendaraan, tetapi juga jerigen minyak milik pedagang bensin eceran. Akibat antrian tersebut SPBU yang ada harus dijaga anggota polisi.

 

Menurut Marzuki warga Pagaralam, akibat kelangkaan BBM khususnya bensin, harga bensi eceran pun naik sampai Rp8.000/ liter. Sementara itu di Kayu Agung (84 km dari Palembang), akibat kelangkaan BBM premium harga jual bensin di pedagang pengecer melonjak sampai Rp7.000/liter. Pada beberapa SPBU di Kayu Agung mereka memasang papan pengumuman bertuliskan

 

Kelangkaan BBM juga terjadi di Prabumulih (98 km dari Palembang), di kota tempat kantor PT Pertamina EP Region Sumatera ini, petugas SPBU mengatakan kelangkaan terjadi akibat tidak adanya pasokan BBM ke SPBU. Seorang petugas SPBU di simpang Relai Prabu Jaya menjelaskan, stok BBM tidak ada karena adanya keterlambatan dan juga pengurangan suplai BBM.

 

Hal serupa terjadi di Baturaja (200 km dari Palembang). Beberapa pengelola SPBU mengakui kelangkaan BBM mulai dirasakan sejak akhir Mei 2010 karena adanya kebijakan pembatasan pasokan BBM khususnya jenis premium dan solar ke SPBU.

 

Menurut data di PT Pertamina (Persero) Depo Baturaja, yang membawahi distribusi BBM di tiga daerah, Kabupaten OKU, Kabupaten KU Timur dan Kabupaten OKU Selatan, pengurangan konsumsi BBM jenis premium di Kabupaten OKU sebesar 15 ton per minggu atau 5000 liter per hari, dari sebelumnya.

 

Roberth MV Asisten Manajer External Relation PT Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang, Rabu (16/6) menjelaskan, BUMN minyak tersebut tengah melakukan pengendalian terhadap kuota BBM di Sumatera Bagian Selatan, yaitu Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung. Pengendalian ini hanya berlangsung sesaat dikarenakan adanya kebijakan baru terhadap kuota BBM, namun Pertamina memastikan bahwa stok BBM tidak akan mengalami kekosongan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement