REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Sejumlah bangunan di komplek Kraton Yogyakarta mengalami rusak ringan akibat gempa bumi 5.0 SR yang terjadi Sabtu Malam. Kerusakan terjadi sekurangnya di tiga bangunan seperti Bangsal Sri Manganti, Bangsal Kencono, dan bangunan Sarang Boyo.
Kepala Dinas PU DI Yogyakarta, Rani Sjamsinarsi, mengatkan dinasnya segera akan mengirimkan tim khusus untuk memeriksa semua kerusakan tersebut secara lebih rinci. ''Kami juga akan memikirkan biaya renovasinya, berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan karena semua bangunan tersebut termasuk cagar budaya,'' kata Rani.
Ahad kemarin, Rani mendampingi kerabat keraton KGPH Hadiwonoto dan KGPH Prabukusumo untuk memeriksa semua kerusakan tersebut. Selain itu juga hadir tim ahli bangunan cagar budaya dari Fakultas Tehnik Sipil Universitas Atmajaya Yogyakarta, yang dipimpin Ir Benny Purpantoro. Kerusakan pada bangsang Srimanganti dan Bangsal Kencana, kata Gusti Hadi, umumnya terjadi pada umpak -- bantalan tiang peyangga atap.
Penyangga yang terbuat dari beton ini sebagian retak sehingga bisa membuat lemah batang kayu penyangga atap. Selain itu, di bebeberapa tempat, kayu penyangga itu juga bergeser dari kedudukan semula, sehingga dikhatirkan akan membuat tiang itu tidak tegak lurus lagi.
Sedang bangunan Tepas Kawedanan Ageng Punokawan atau bangunan Sarang Boyo dindingnya retak di bebeberapa tempat, baik itu dinding bagian luar maupun dinding bagian dalamnya.
Gusti Hadi, yang di kraton menjabat sebagai KHP Wahono Sarto Kriyo, yang mengurusi semua asset kraton, mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan detail, pihaknya berusaha akan segera melakukan perbaikan. ''Kalau tak berapa parah, kami bisa memperbaiki sendiri dengan dana kraton,'' kata Gusti Hadi.
Bangsal Kencono dibangun oleh Sultan HB I sekitar tahun 1756. Bangungan ini biasa dipergunakan untuk upacara-upacara kraton, seperti jumenangan (peringatan Sultan naik tahta), ngabekten (saat idul fitri) atau peringatan ulang tahun Sulan. Sedang Sarang Boyo dipakai untuk menyimpan sejumlah pusaka kraton.