Rabu 25 Aug 2010 06:50 WIB

Pengusaha Sarung Majalaya Kewalahan Penuhi Permintaan Pasar

Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Para pengusaha sarung Majalaya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kewalahan dengan banyaknya permintaan pasar saat Ramadhan dan Lebaran, terutama permintaan dari Malaysia. Tapi kini mencari sarung Majalaya cukup susah karena stok sarung di pabrik-pabrik sudah habis.

''Silakan cek ke sentra-sentra produksi sarung baik di Majalaya, Paseh, Ibun, maupun Solokanjeruk. Saat ini sarung sudah sulit diperoleh,” ujar Ketua Himpunan Pengusaha Tekstil dan Produk Tekstil (Hipertek) Kabupaten Bandung, Dedi Zaenal, di sela-sela kegiatan pasar murah di kompleks perkantoran Kabupaten Bandung, Senin (23/8).

Sebelumnya diberitakan, Persatuan Pengusaha Tekstil Majalaya (PPTM) Kabupaten Bandung mengeluhkan menumpuknya stok sarung produksi mereka. Stok yang menumpuk terutama untuk sarung corak tertentu akibat adanya sarung printing buatan pabrik.

    

Menurut Dedi, pasar sarung hanya sepi pada pertengahan tahun atau sekitar Juni. Biasanya para pengusaha sarung akan memproduksi barang sebanyak-banyaknya untuk disimpan di gudang. Apalagi menjelang bulan puasa dan Lebaran, pasti stok sarung habis.

    

Dedi, yang juga pengusaha tekstil, mendapatkan order sarung hingga mencapai 1.000 kodi dari pengusaha Medan (Sumatra Utara), untuk dikirim ke Malaysia. “Saya sulit mencari sarung karena stoknya habis. Paling-paling dari tiap pengusaha sarung dapat sepuluh kodi sampai dua puluh kodi, lalu saya kumpulkan,” katanya.

    

Kelebihan para pengusaha sarung Majalaya adalah bisa memenuhi keinginan para pembeli. Misalnya ingin membuat sarung sekelas sarung bermerek yang mahal, tetapi dengan harga lebih murah, akan disanggupi. Terserah pesanan pembeli.

Dedi mengaku bahwa para pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) setempat tidak terpengaruh oleh serangan produk-produk Cina. Namun para pengusaha mengeluhkan cara pembayaran yang memakai giro, sehingga perputaran uangnya seret dan mengganggu operasional usaha.

Sistem pembayaran selama ini lebih banyak dalam bentuk giro yang baru bisa dicairkan dua bulan kemudian. Pengiriman barang terus dilakukan setiap minggu bahkan setiap hari. Namun, pencairan uangnya baru dua bulan kemudian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement