REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Kampung Badran yang dulu dikenal sebagai daerah 'hitam', kini sudah berubah menjadi kampung yang sangat aktif dan produktif. Meskipun wilayahnya di daerah pinggir sungai Winongo dan merupakan daerah yang sangat padat, banyak ditemui berbagai aktivitas seperti PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), program peningkatan pendapatan keluarga (membuat besek, membuat kerajinan daur ulang, membuat tas, dan lain-lain), program kesehatan untuk warga lanjut usia, perpustakaan komunitas.
Selain itu juga ada kelompok belajar usaha batik Larasati yang baru diresmikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Rabu sore (25/8). Berbagai kegiatan yang berbasis masyarakat tersebut terintegrasi dalam rumah Srikandi. Rumah Srikandi di Kampung Badran yang berada di RW XI Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, derdiri sejak Desember 2009 yang diprakarsai oleh PT Sarihsuda dengan pendampingan dari PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat).
Corporate Affairs Director Sari Husada, Yeni Fatmawati, di sela-sela meninjau berbagai program kegiatan di Kampung Badran, mengatakan Rumah Srikandi mengintegrasikan kegiatan Posyandu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pemberdayaan Ekonomi. Dalam program Posyandu selain penimbangan bayi dan balita, juga ada pemberian edukasi kepada masyarakat mengenai nutrisi dan gizi dalam program Sagita.
Di Indonesia ada enam rumah Srikandi yaitu di Kebon Jeruk Jakarta, Pariaman Sumatera Barat, Kemudo Klaten, Badran Yogyakarta dan Flores NTT. ''Ini merupakan progrm CSR Sarihusada yang memfokuskan pada tiga pilar (pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi).
Sementara itu Yuli Tri Rahayu selaku pendamping pelaksana Rumah Srikandi dari PKPU mengatakan selain memberikan pelatihan bagi para ibu untuk menjadi kader gizi, program Rumah Srikandi kampung Badran juga menyediakan pelatihan keterampilan mengolah bahan makanan lokal yang bernutrisi. Program ini juga mengaktifkan meja ke-5 (konsultasi gizi) di setiap kegiatan Posyandu, dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terutama para ibu, bayi dan balita, serta program kesehatan untuk warga usia lanjut dan perpustakaan komunitas.
Menurut Ketua RW XI Joko Sularno, sejak adanya Rumah Srikandi, masyarakat di Badran masyarakat semakin aktif, posyandu dan kegiatan PAUD semakin berkembang. Ibu-ibu lansia pun ikut aktif melakukan pekerjaan produktif seperti membuat besek, membuat kerajinan sulam, membuat tas, dan sebagainya.
''Saya harap tujuan dari program ini yaitu kemandirian dan perbaikan kualitas masyarakat dapat segera tercapai, sehingga seluruh masyarakat Kampung Badran dapat menikmati kondisi pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang lebih memadai,''tutur dia.