REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Sekitar 50 mahasiswa asal Sulawesi yang berkuliah di Yogyakarta, Jumat (3/9, menggelar unjuk rasa. Mereka mengutuk tindak kekerasan aparat kepolisian di Kabupaten Buol, Sulteng.
Mereka menuntut para polisi yang melakukan kekerasan dan penembakan tersebut diajukan ke pengadilan dan dihukum seberat-beratnya. Para mahasiswa ini berasal dari KPMK Buol, Asrama Pusat Sulteng, PERPIT Toli-toli, Forsimus, dan Babal Banggai, yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sulawesi se-Yogyakarta.
Mereka berunjuk rasa dengan berjalan menelusuri Jalan Maliboro dan mengakhiri aksinya di perempatan Kantor Pos. Sepanjang perjalanan, para mahasiswa ini juga menggelar aksi teatrikal, menggambarkan kekerasan polisi terhadap warga masyarakat Buol.
Dalam pernyataannya, para mahasiswa ini juga meminta Komnas HAM dan DPR membentuk tim investigasi untuk menyelidiki tindak kekerasan polisi ini. Mreka juga meminta kapolri secepatnya menonaktifkan kapolda Sulteng dan kapolres Buol yang mereka anggap tak mampu mengendalikan anak-anak buahnya.
Para pendemo sangat menyesalkan tragedi di Buol ini karena terjadi di bulan suci Ramadhan. Tragedi ini dipicu dengan meninggalnya warga dalam tanahan Polsek Biau. Meninggalnya warga itu memicu kemarahan masyarakat Buol, yang kemudian menyerang Polsek Biau. Tindakan warga ini dihadapi polisi dengan kekerasan, sehingga sekurangnya menyebabkan delapan warga tewas.